Selasa, 24 Januari 2012


Judul : Lovely Rain
cast: Kim Kibum, Park Min hwa(readers), Kim Heechul, Lee Ni chan
other cast: member Super Junior

Hujan turun dengan derasnya seakan membasuh permukaan bumi. Seorang yeoja tampak sedang menari-nari menikmati air hujan yg turun dan membasahi dirinya.
... "chagi, aku senang sekali.. Bisa bermain hujan bersamamu" kata Yeoja itu sambil berlari ke arah seorang namja yg berdiri tidak jauh darinya, dan memeluknya. Namja itu tersenyum.
"chagiya, udahan yuk. Nanti kau sakit lagi, dan aku bisa di bunuh ayahmu gara2 kau sakit" kata namja itu sambil mengelus2 rambut basah kekasihnya dengan lembut.
"eemm.. Baiklah" kata yeoja itu sambil menarik kekasihnya ke tempat yg cukup teduh.
Tidak berapa lama sepasang kekasih lain menghampiri mereka dan menyapa mereka.
"annyeong, Minhwa.. Annyeong Heechul oppa" sapa yeoja cantik yg baru saja ikut berteduh itu.
"annyeong Nichan, sepertinya kalian habis bermain hujan ya" Minhwa membalas sapaan yeoja yg diketahuai bernama Nichan.
"begitulah, ku lihat kalian pun sama" jawab Nichan.
"haha, ne. Tumben Kibum oppa mau di ajak" kata Minhwa sambil melirik ke arah namja yg bersama Nichan itu.
"aku di paksa" kata Kibum tiba2.
"sudah kuduga" kata Heechul yg lalu tertawa kecil.
"oppa, sepertinya hujannya sudah mulai reda. Kita pulang yuk" ajak Minhwa ke Heechul dan di sambut anggukan dri Heechul.
"kami duluan ya Nichan, Kibum oppa.. Annyeong" pamit Minhwa ke Nichan dan Heechul.
Minhwa baru saja selesai mandi begitu HP nya berdering, langsung saja dia meraih HP nya dan melihat siapa yg menelponnya. Ternyata telepon dari sahabatnya, Nichan.
... "yeobseyo" sapa Minhwa.
"yeobseyo, Minhwa bagaimana keadaanmu?" tanya Nichan diujung sana.
"aku? Baik2 saja. Memangnya kenapa?"
"anio, aku hanya khawatir saja. Kau kan cukup lama tadi main hujannya. Aku takut penyakitmu kambuh lagi" jawab Nichan membuat Minhwa tersenyum.
"gwaenchanayo, Nichan. Gomawo" kata Minhwa lembut.
"un.. Cheonmaneyo. Bagaimana dengan appa mu?? Apa dia memarahimu?"
"molla, appa masih belum kembali dari kantornya" jawab Minhwa lesu.
"semoga saja dia tidak akan memarahimu"
"aku pun berharap begitu"
tiba2 suara ketukan pintu kamar Minhwa mengagetkan Minhwa yg sedang berbicara di telepon itu.
"Minhwa, sudah waktunya makan malam" kata seorang namja di balik pintu kamar Minhwa.
"arasseo oppa, duluan saja. Nanti aku menyusul" kata Minhwa.
"Nichan, aku harus segera turun untuk makan malam. Kututup dulu ya" kata Minhwa ke Nichan yg masih menunggu di ujung telepon.
"arasseo, aku juga mau bantu eomma ku menyiapkan makan malam. Sampai jumpa besok di sekolah Minhwa" kata Nichan sambil menutup teleponnya di ikuti oleh Minhwa.
Minhwa lalu berjalan keluar kamar dan menuju ke ruang makan. Di sana sudah ada eomma, namdongsaengnya dan kakak sepupunya yg sudah di anggap kakaknya sendiri.
"eomma, appa mana??"
"sepertinya appa hari ini lembur"
"kau senang kan nonna" kata namdongsaengnya tiba2.
"apa maksudnmu Ryeowook?? Aku tidak mengerti" Minhwa sedikit terkejut dngan perkataan dongsaengnya itu.
"kau pasti senang karena appa lembur hari ini, karna kau tidak akan di marahinya gara2 tadi kau pulang dalam keadaan basah kuyup" jawab Ryeowook sambil memandang ke arah Minhwa tajam.
"kau salah, aku tidak pernah merasa seperti itu" bantah Minhwa.
"gotjimal" kata Ryeowook lagi.
"jangan ribut pada saat makan" tiba2 sepupu Minhwa yg bernama Donghae bersuara cukup keras membuat Minhwa dan Ryeowook menghentikan debatnya.
"kau lihat saja nonna, aku yg akan melaporkannya ke appa" bisik Ryeowook ke Minhwa.
Jam menunjukkan pukul 23.30 tapi mata seorang gadis yang bernama Minhwa itu tak dapat terpejam. Perkataan Ryeowook masih terngiang di telinganya, dia tidak ingin besok pagi dia kena marah dari ayahnya. Itu akan mempengaruhi moodnya ke sekolah. Tiba-tiba dia teringat kekasih tercintanya Heechul, dia pun meraih HP nya bermaksud untuk menelpon Heechul. Tampaknya Heechul sedang sibuk, telepon dari Minhwa sama sekali tidak mendapat respon.
"sudahlah, mungkin Heechul oppa sudah tidur. lebih baik aku tidur juga" kata Minhwa sambil memejamkan matanya mencoba untuk tidur, tapi usahanya berhasil begitu jam menunjukkan pukul 00.00.
Matahari sudah menampakkan sinarnya membuat Minhwa terbangun dari tidurnya, dia kaget melihat jam di kamarnya menunjukkan pukul 06.00
"ya ampun, sudah jam 6. aku harus segera bersiap" kata Minhwa sambil meraih handuknya dan pergi menuju kamar mandi yang terletak di antara kamarnya dan kamar Ryeowook.
pada saat Minhwa akan masuk ke kamar mandi, tiba-tiba dia mendengar suara ibunya dari kamar Ryeowook. rupanya Ibu dan namdongsaengnya itu sedang berbincang-bincang.
"Wookie, janganlah selalu menekan Nonna mu seperti itu" tegur Ibunya lembut.
"eomma, aku bukannya mau menekan Nonna, aku hanya tidak suka dia berhubungan dengan Heechul. Nonna tidak baik mempunyai hubungan dengan orang seperti Heechul" ketus Ryeowook.
mendengar penjelasan Ryeowook, Minhwa sangat terkejut.
"seburuk apa Heechul oppa di mata dongsaengku" batin Minhwa
"dengar Wookie, Nonna mu itu sudah dewasa. dia tau mana yg baik dan yg buruk. dia sudah bisa menilai orang dengan baik, kalau dia berhubungan dengan Heechul berarti dia merasa Heechul memang baik untuknya. dan lagipula dia dan Heechul sudah berteman sejak sekolah dasar. eomma hanya minta satu saja padamu, suka atau tidak suka kau jangan menekan Nonna mu, arasseo?" Ibunya menjelaskannya dengan lembut, Ryewook hanya menanggapinya dengan anggukan kecil. Ryeowook tau penjelasan Ibunya memang ada benarnya, tetapi dia tetap pada pendiriannya kalau Heechul tidak pantas untuk Nonnanya. ada sebuah alasan yg belum bisa dia katakan.
Minhwa mendengar langkah kaki Ibunya yang menuju pintu kamar Ryeowook. Rupanya Ibunya akan keluar dari kamarnya Ryeowook. Minhwa bergegas masuk ke dalam kamar mandi, dia takut ketahuan kalau dia menguping pembicaraan Ibunya dan Ryeowook.
Sambil menyisir rambutnya Minhwa memikirkan pembicaraan yang di dengarnya tadi. Dia tidak menyangka Ryeowook begitu tidak menyukai Heechul. Apa yang membuat Ryeowook sampai begitu tidak menyukai Heechul?, padahal Heechul selalu berusaha bersikap baik kepada Ryeowook.
“Minhwa… mau sampai berapa lama kau termenung di depan cermin seperti itu?” tiba-tiba Donghae membuyarkan lamunan Minhwa.
“ah.. Oppa, mengagetkan ku saja.” Minhwa tersenyum pada Donghae untuk menyembunyikan apa yg sedang di pikirkannya.
“mian, tadi aku masuk ke kamarmu tanpa izin. Habisnya dari tadi aku mengetuk pintu kamarmu tidak ada jawaban aku jadi khawatir, aku pikir penyakitmu kambuh lagi.” Kata Donghae sambil membalas senyuman sepupu tersayangnya itu.
“oh maaf Oppa, tadi aku tidak mendengarnya. Tadi aku lagi memikirkan appa, apa dia akan marah besar padaku nanti?” Minhwa berbohong.
“sudahlah, tidak usah di pikirkan. Kalau nanti kamu kena marah dari Leeteuk Ahjussi lakukanlah yang sering kamu lakukan kalau lagi kena marah darinya. Tetaplah menunduk dan peganglah tangan ku se-erat mungkin” kata Donghae menenangkan Minhwa. Minhwa memang mempunyai kebiasaan memegang tangan Donghae kalau sedang di marahi ayahnya. Itu di lakukan sejak dirinya masih kecil hingga kini.
Minhwa hanya mengangguk dan masih memasang wajah takut. Melihat itu Donghae mendekatinya dan memeluknya.
“sudahlah Minhwa, tidak usah takut. Aku kan ada bersamamu. Ayo kita ke ruang makan, nanti Leeteuk Ahjussi tambah marah kalau kita terlalu lama” Donghae melepaskan pelukannya dan menarik tangan Minhwa keluar dari kamarnya.
“terima kasih Oppa. Kau baik sekali” Minhwa berterima kasih kepada sepupunya yang sudah di anggap kakaknya sendiri. Donghae hanya tersenyum mendengar perkataan Minhwa.
Donghae dan Minhwa sudah bersama sejak kecil. Donghae selalu berusaha menjaga Minhwa, alasannya karena Minhwa adalah gadis lemah, Minhwa mempunyai penyakit asma dari kecil. Selain itu, Minhwa sudah dianggap Adik kandungnya sendiri. Jadi Donghae selalu bersikap lembut kepada Minhwa.
“Minhwa” panggil Heechul. Mendengar Heechul memanggilnya Minhwa langsung menoleh pada Heechul dan jalannya terhenti begitu pula Kibum. Mata Minhwa tampaknya berkaca-kaca melihat Heechul dan Nichan.“oh Tuhan. Kenapa tiba-tiba aku merasa sakit yang teramat sangat.” Air mata Minhwa mulai turun membasahi pipinya. Tiba-tiba dada Minhwa terasa sesak, dia jatuh di dada Kibum. Kibum segera menahan Minhwa agar tidak jatuh.
“Minhwa.. kau kenapa ?” Tanya Kibum khawatir.
“da..dadaku.. sakiitt” kata Minhwa pelan.
“Minhwa…” teriak Heechul begitu melihat Minhwa ambruk di pelukan Kibum.
“cepat bawa aku pulang Kibum oppa, jangan hiraukan mereka.” Kata Minhwa. Kibum langsung menggendong Minhwa dan segera berjalan menuju rumah Minhwa diikuti Donghae dan yang lainnya.
Sampai di rumah Minhwa, Kibum segera membaringkan Minhwa di tempat tidurnya dan segera keluar membiarkan ibunya Minhwa mengganti bajunya Minhwa.
“gomapta Kibum, kalo saja tidak ada kau pasti Minhwa bkal jadi lebih parah lagi dari ini.” Kata Donghae. Di balas dengan senyuman tipis Kibum.
“aku juga berterima kasih pada mu Kibum. Tapi kau tau dari mana kalau Minhwa hilang? apa Donghae menelpon mu juga ?” Heechul bingung kenapa Kibum bisa tau padahal Heechul lupa menelponnya karena terlalu khawatir pada Minhwa.
“tidak.. aku tidak menelponnya” kata Donghae.
“aku yang menelponnya. Aku yang meminta bantuan Kibum hyung untuk mencari Nonna" Ryeowook keluar dari kamarnya. “gomapta Kibum hyung sudah mau menolongku mencari Nonna dan maaf juga sudah merepotkanmu.” Kata Ryeowook sambil tersenyum.
“iya tidak apa-apa. Baiklah aku pulang dulu ya.” Kibum mohon pamit dan dibalas anggukan dari Donghae.
“baiklah. Hati-hati di jalan ya Kibum hyung.” Kata Ryeowook.
Setelah Kibum pergi Ryeowook masuk di kamar Minhwa. Tapi sebelum masuk dia sempat berkata kepada Heechul dan Nichan.
“sebaiknya kalian juga pulang saja.” Kata Ryeowook. Heechul dan Nichan mengerti kalau Ryeowook masih membencinya.
“Donghae kami pulang dulu sampaikan salam kami pada Minhwa.” pamit Heechul mewakili Nichan.
“baiklah. Hati-hati dijalan ya” kata Donghae.
Sedari tadi pikiran Nichan di penuhi dengan Ryeowook. Mengapa Ryeowook begitu baik dengan Kibum. Mungkin Karena Kibum tak punya salah apapun padanya ataupun pada Minhwa. Tapi Nichan merasa pasti ada maksud lain.
“jangan-jangan Ryeowook bermaksud menjadikan Kibum sebagai pengganti Heechul untuk Minhwa.” Kata Nichan. Hmm.. kita liat saja.
matahari bersinar cerah menerangi bumi, tapi tidak secerah hati dan perasaan Minhwa. dia lalu bangkit dari tempat tidurnya lalu bersiap-siap kesekolah. pada saat dia muncul di ruang makan untuk sarapan semuanya terkejut melihat Minhwa yg sudah rapi dengan seragam sekolahnya.
"Minhwa, kau akan sekolah hari ini?" tanya Donghae.
"ne" jawab Minhwa singkat, dia lalu mengambi sepotong roti untuk sarapannya.
"nanti bagaimana kalau nonna pingsan di sekolah" kata Ryeowook khawatir.
"aku sudah mendingan, janganlah mengkhawatirkanku begitu. seakan-akan hidupku sudah tidak lama lagi. penyakitku hanya asma, itu bukan penyakit mematikan" kata Minhwa sambil mengunyah roti nya.
"jangan menganggap remeh penyakitmu" tegur Leeteuk, sang ayah.
"aku berangkat duluan" Kata Minhwa sambil beranjak dari duduknya dan meraih tas lalu berjalan menuju pintu keluar.
"anak itu jadi aneh, ada apa?" tanya Leeteuk yang menyadari keanehan pada putrinya.
"tidak ada apa-apa, kau belum mau berangkat?" kata Ibu Minhwa mengalihkan pembicaraan.
"baiklah aku berangkat dulu, kalian berdua cepatlah makan. jangan sampai terlambat" kata Leeteuk sebelum pergi berangkat kantor.
Di sekolah Minhwa termenung sendiri, di kepalanya masih terbayang-bayang wajah Heechul dan Nichan. dia merasa di khianati, dia ingin tau lebih jelas dari mulut pacarnya Heechul. dia pun berjalan menuju kelas Leeteuk, tapi di tengah jalan dia melihat Heechul sedang berbicara berdua dengan.. Nichan.. seketika air mata Minhwa jatuh. dia tidak menyangka secepat ini mereka melupakan kejadian kemarin. Minhwa dengan segera berbalik dan hendak kembali ke kelasnya, tapi tiba-tiba dada nya kembali terasa sesak. pertahanannya goyah dan akhirnya dia jatuh pingsan.
beberapa jam kemudian Minhwa sadar dan dia sudah berada di ruang kesehatan sekolah. tapi dia tidak sendiri di situ, ternyata ada Kibum dan Nichan juga.
ternyata Nichan dan Kibum sedang membicarakan sesuatu, samar-samar Minhwa dapat mendengar perbincangan mereka.
"oppa, mianhae. aku sama sekali tidak bermaksud mengkhianatimu dan Minhwa. aku hanya mencoba membuat Heechul tidak mengharapkan aku lagi" kata Nichan pada Kibum yang hanya menatap lurus kedepan tanpa menatap ke Nichan.
"aku tau" jawab Kibum singkat.
"kau tau?" tanya Nichan yg sedikit kaget itu.
"ne, aku ada di situ juga pada saat itu" jawab Kibum santai yang membuat Nichan semakin terkejut.
"oppa, mianhae" kata Nichan pelan.
"aku sudah memaafkanmu, jauh sebelum kau memikirkan perasaanku" kata Kibum dengan ekspresi biasa saja.
"jinjja? gomawo oppa" kata Nichan sedikit lega.
"Nichan,.." panggil Kibum.
"ne oppa"
"kita putus saja" kata Kibum kali ini dengan menatap Nichan.
"mwo? wa.. waeyo oppa?" Nichan kembali terkejut mendengar perkataan Kibum.
"aku ingin menjaga Minhwa" kata Kibum sambil mengarahkan pandangannya ke arah Minhwa yg sedang terbaring di tempat tidur.
"menjaga Minhwa? apa kau menyukainya?" tanya Nichan menahan sakit di hatinya.
"jauh sebelum kau menyakiti perasaanku, aku memang sudah mencintainya" jelas Kibum.
"oppa" Lirih Nichan.
"mianhaeyo Nichan, kita sampai di sini saja" kata Kibum sambil mengelus kepala Nichan. karena sakit yang teramat dia rasakan Nichan tak dapat menahan air matanya, dia pun segera berlari keluar dari ruang kesehatan. melihat itu Kibum membiarkannya, dia pikir Nichan memang butuh waktu sendiri.
Kibum lalu berjalan menuju tempat Minhwa terbaring, tiba-tiba Minhwa membuka matanya membuat Kibum sedikit terkejut.
"kau sudah bangun" kata Kibum sambil tersenyum tipis.
"kau, kenapa melakukannya oppa?" tanya Minhwa ke Kibum.
"aku hanya melakukan apa yg harus aku lakukan, aku takut aku akan menyakiti Nichan suatu saat nanti"
"Minhwa, apa yang ku katakan tadi itu semua benar. aku mencintaimu jauh sebelum Heechul mencintaimu, aku benar-benar ingin menjagamu"
"lalu kenapa kau menerima Nichan sebagai pacarmu?"
"dia yeoja yang sudah lama menungguku, tak enak hatiku menolaknya saat dia menyatakan cintanya"
"oppa, aku masih belum bisa menerima mu. rasa sayangku sampai saat ini mungkin masih sebagian besar milik Heechul oppa"
"aku akan menunggu, sampai kapanpun"
"oppa, tapiii.."
"percayalah"
"Minhwa, sudah waktunya pulang" tiba-tiba Donghae masuk dan menghampiri Minhwa dan Kibum.
"ne oppa, Kibum oppa terima kasih sudah menjagaku" kata Minhwa sambil tersenyum tipis dan di balas senyuman pula oleh Kibum.
Kibum berjalan pulang menuju rumahnya dengan santai sambil mendengarkan musik dari MP3 playernya. tiba-tiba Heechul menghampirinya lalu memukul wajahnya, berulang-ulang kali Heechul memukul dan meninju wajah Kibum seakan dia tidak memberi kesempatan untuk Kibum bicara.
"ayo.. pukul aku sampai puas, kalo memang bisa membuat rasa sakit hatimu hilang" kata Kibum begitu Heechul berhenti.
"kaaauuuu!!" Heechul kembali memukul wajah Kibum.
"kau boleh memukulku sampai kau puas, tapi serahkan Minhwa padaku" kata Kibum lagi.
"aku pikir kau sahabatku, kau satu-satunya sahabatku. tapi kenapa kau menusukku begini?" teriak Heechul sambil mencengkram kerah baju Kibum.
"siapa yang memulainya? apa aku?"
"kau tau, aku menyukai bahkan mencintai Minhwa jauh sebelum kau mencintainya. aku bahkan merelakan Minhwa padamu karena kupikir dia bisa bahagia jika denganmu. tidak ku sangka dia hanya kau jadikan alat untuk mendekati Nichan" lanjut Kibum.
"tapi sekarang aku sangat mencintainya" lirih Heechul.
"sudah terlambat, semuanya sudah terjadi. Minhwa sudah sangat sakit karenamu" mendengar perkataan Kibum, Heechul mulai melepaskan cengkramannya. Heechul pun tertunduk, dia menangis.
"serahkan dia padaku, aku akan membahagiakannya" kata Kibum.
Heechul menganggkat kepalanya lalu menatap Kibum dalam, dia lalu menepuk bahu Kibum sebelum dia berjalan meninggalkan Kibum.
DUA TAHUN KEMUDIAN....
"oppa,, aku lulus" teriak Minhwa sambil berlari ke arah Kibum yang tengah bersandar ditembok.
"chukkae" Kibum memberi selamat.
"semoga Nichan juga lulus di Tokyo sana, nanti aku akan menelponnya" kata Minhwa lagi.
"Heechul juga katanya nanti akan menelponmu, katanya nanti setelah kerjaannya di pulau Jeju selesai" kata Kibum di sambut dengan anggukan Minhwa.
"oppa, kita tunangan yuk" kata Minhwa membuat Kibum terkejut.
"hey, kau sedang sakit? atau asma mu kambuh?" kata Kibum sambil menempelkan telapak tangannya ke kening Minhwa.
"oppa, aku serius" kata Minhwa.
"kita kan belum pernah pacaran, kau sudah mengajakku tunangan?"
"aku ingin ada ikatan yg lebih serius yang mengikat kita, kalau pernikahan itu terlalu cepat." kata Minhwa sambil tertawa kecil.
"apa itu artinya kau sudah menyukaiku?" tanya Kibum sambil tersenyum menatap Minhwa.
"un.. nomu.. nomu.. nomu.. saranghae" kata Minhwa sambil membuka lebar tangannya, melihat itu Kibum langsung memeluknya.
"gomawo Minhwa" bisik Kibum, tepat setelah bisikan Kibum hujan turun dengan derasnya. tapi sepasang kekasih itu enggan melepaskan pelukannya, mereka malah mempererat pelukannya.
"Hujan, selalu mengisi apapun yang sedang terjadi padaku. baik sedih maupun senang hujan sekan ikut merayakan dan merasakannya bersamaku" batin Minhwa
-THE END-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar