cast : Leeteuk, Moon Ra, Shindong, Eunhyuk, donghae
author : admin TeukMoon
author Pov
"oppa! Kenapa kamarku berantakan!", kata Moon Ra yang baru pulang dari sekolahnya melihat kamar kesayangannya berantakan
*Moon Ra adalah seorang siswi di salah satu sekolah yang Terkenal di Korea "Kirin High School". Dia hanya tinggal bersama dengan oppanya "Shindong" , karena orang tua mereka sudah lama meninggal sejak Moon Ra berumur 4 tahun. Itulah yang membuat Shindong sangat menyayangi dongsaengnya itu. Tapi shindong sangat takut kalau menghadapi Moon Ra yang sedang Marah.
"oppa..!! Apa yang kau lakukan dikamarku!!" kata Moon Ra semakin emosi
Shindong muncul dari pintu perlahan-lahan dan menunjukkan senyum termanisnya, "mianhe". Menyadari wajah Moon Ra terlihat lelah shindong mendekatinya dan memintanya menunggu di ruang tamu "aku akan segera membersihkannya. Maaf karena tadi donghae dan eunhyuk meminjam kamarmu untuk berlatih dance". Moon Ra menarik nafasnya dalam dalam "arasseo". Akhirnya moon Ra berjalan perlahan lahan meninggalkan kamarnya.
----
Pagi pagi buta Moon Ra sudah siap dengan pakaian rapi dan tas koper penuh kostum dan segala keperluan. "oppa aku lupa mengatakannya semalam. Hari ini aku akan ke jepang. Aku sudah menyiapkan makanan untukmu. Jangan makan makanan sembarangan seperti waktu itu", sebuah surat ditulis Moon Ra untuk oppa tersayangnya itu.
Shindong baru bangun saat jam menunjukkan pukul 7 pagi. Saat melangkah ke kamar Moon Ra, shindong menemukan surat untuknya itu. "Hmm, aku tau kau lelah saeng. Tapi kalau itu pilihanmu, aku akan mendukungmu", kata shindong.
Donghae dan Eunhyuk datang kerumah Shindong untuk berlatih dance lagi. "Hyung, adakah minuman soda di kulkas?", eunhyuk melangkah menuju dapur. "ambil saja, tapi jangan sentuh makananku", kata shindong menatap eunhyuk yang mencoba membuka kotak makanan. "oh ya hyung, moon Ra kemana? Jam segini belum pulang juga?", kata donghae. "kau seperti tidak tau moon Ra saja, dia pergi ke jepang. Ada acara besar yang diadakan di sana", kata shindong menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Shindong sangat merasakan kesepian. Dia benar benar ingin melindungi adiknya.
*suara ponsel berdering. "yeoboseyo", kata shindong. "oppa, kau sedang apa? Pasti kau merindukanku bukan?", suara moon ra terdengar ceria. "ah kau ini memang dasar yeoja penuh percaya diri. Aku justru menikmati hari hari sendirian tanpamu. Kapan kau kembali ke korea?", kata shindong menutupi rasa senangnya. "besok aku sudah kembali ke korea. Awas saja kalau kamarku masih berantakan seperti kemarin", kata moon ra dengan tegas.
Moon Ra pov
"baju, celana, kosmetik, sepatu.. Hmm.. Apa aku harus membeli sesuatu untuk oppa?", kataku saat mengemasi barang.
*tok tok
suara pintu terdengar. Kulihat Gong Ah Ra, chinguku sudah berdiri di depan kamar hotelku. "ah ne, arasseo", kataku saat melihat Ah Ra sudah memintaku pergi.
Saat aku berada di bawah hotel, kulihat seorang namja. "kamsahamnida", kudengar dia memberi salam pada seseorang di depannya. "kajja!, sunbae sudah menunggu kita di dalam taxi", Ah Ra menepuk pundakku. Saatku membalikkan tubuhku, namja itu sudah tidak terlihat lagi. ---sunbae, aku dan Ah Ra meninggalkan hotel menuju bandara. "gwenchanayo?", sunbae bertanya padaku. "ah ani", kataku.
"oppa. Aku sudah akan berangkat.", ku mengirimkan pesan pada shindong oppa.
-----
setelah beberapa jam. Akupun sampai di Incheon Airport. "Moon Ra, Ah Ra.. Gomapta untuk kerja keras kalian", sunbae mengucapkan terima kasih. "cheonmaneyo sunbae", kataku dan Ah Ra bersamaan. "apakah kalian mau aku traktir?", kata sunbae menawarkan. "ah mianhe sunbae. Aku harus segera pulang. Oppa sudah mengkhawatirkanku", aku menolak perlahan. " nado sunbae, aku sudah harus pulang sekarang", kata Ah Ra. "arrasseo, hati-hati dijalan. Aku duluan", kata sunbae menaiki taxi.
(sunbae - senior (disini sunbae'nya perempuan)
aku sedang berada di dalam taxi menuju rumah. Sudah terlalu malam untuk menelpon shindong oppa.
Setelah setengah jam berlalu akupun sampai di depan rumah. Aku membuka pintu perlahan. Kulihat oppa'ku itu berbaring di sofa ruang tengah. "oppa. Bogoshipoyo", kataku memakaikannya selimut.
----pagipun tiba. Aku sudah bertekat untuk bangun lebih awal dari oppa untuk memasakkan . Tapi kulihat shindong oppa sudah berada didapur dan terlihat sedang memasak sesuatu. "achim nae saeng", kata shindong oppa menyadari aku berdiri didekatnya. "achimnida oppa", kataku tersenyum padanya. "duduklah, aku yang akan membuatkan sarapan untukmu. Kau pasti lelah sekali", kata shindong oppa dan memberiku satu piring penuh dengan gimbab. "gomawoyo", kataku dengan memasukkan gimbab kedalam mulutku.
----jam baru menunjukkan pukul 6 pagi. Aku sudah siap untuk berangkat ke sekolah. " Moon Ra, bawakan ini untuk Ah Ra ya", shindong oppa memberikan sebuah kotak makan padaku. "geure. Dia pasti senang menerimanya. Aku berangkat", kataku meninggalkan oppa dengan wajah memerah.
Ne, shindong oppa dan Ah Ra memang sudah dekat sejak lama. Hanya saja mereka tidak ada yang saling jujur satu sama lain. Hanya mengharapkan suatu saat mereka bisa saling jujur.
Saat diperjalanan menuju sekolah, kumelihat namja yang sepertinya pernah kulihat sebelumnya. Namja yang kulihat di hotel saat itu. Dia sedang berdiri di bawah bunga sakura. Tapi tidak begitu lama aku memperhatikan apa yang namja itu lakukan.
akupun sampai disekolah. Walaupun kumerasa sangat lelah tapi aku senang menjalaninya.
"ah ra", aku memanggil ah ra yang sedang membaca pengumuman. Tapi sepertinya dia tidak mendengarku. Akupun mendekatinya. "kau sedang melihat apa..?", tanyaku melihat apa yang Ah Ra lihat. "Moon Ra, aku ingin ikut drama musical ini", katanya tetap memperhatikan poster itu.
*bel pun berdering. Tapi saat baru akan masuk kedalam kelas, aku, Ah Ra, dan sunbae Jung Ah dipanggil kepala sekolah.
Aku senang karena mendapatkan ucapan terima kasih untuk kesuksesan kami menghadiri acara di jepang. Kepala sekolah memberitahukan bahwa aku, Ah Ra, dan sunbae akan mengisi acara besar.
sore haripun tiba. Tapi entah kenapa hari ini aku ingin pulang dengan berjalan kaki. Aku melewati sebuah pohon sakura. Sekarang musim gugur. Bunga bunga sakura berguguran dimana mana. Tapi ada yang membuatku tercenang.
Kumelihat namja itu lagi. Aku tidak tau namanya. Semakin kumemperhatikannya, kumerasakan hatiku bergetar.
Namja itu menengadahkan tangannya keatas dan membiarkan bunga bunga sakura yang berguguran itu menyentuh lembut tangannya. Aku memperhatikannya tanpa menyadari hari sudah mulai gelap.
Aku berjalan lagi perlahan lahan. Kumelihat namja itu tersenyum padaku saatku melewatinya. Aku tau apa yang dilakukannya karena ingin menyapaku, sama seperti dia menyapa semua orang yang lewat didepannya.
"moon ra, kenapa kau belum sampai rumah? Aku sudah menyiapkan makan malam untukmu", kumembuka pesan di ponselku. "arasseo oppa. Aku sudah hampir sampai", kuketik pesan balasan untuk shindong oppa
----
akupun menyerah. Tubuhku benar benar lelah. Akupun menaiki taxi. Sebenarnya aku bisa saja meminta oppa untuk mengantarkanku. Tapi aku tidak ingin membuatnya repot. Aku sudah cukup merepotkannya karena membesarkanku sendirian
aku membuka pintu rumah perlahan lahan. "kenapa gelap sekali?", kataku berjalan untuk menyalakan lampu.
Saatku menyalakan lampu, "saengil chukkae hamnida. Saengil chukkae hamnida. Saengil chukkae hamnida. Saengil chukkae hamnida". Aku meneteskan air mata. Kulihat shindong oppa memegang kue ulang tahun. Ah ra, eunhyuk oppa, dan donghae oppa juga ada disitu. "gomawoyo", kataku tersenyum dengan air mata yang masih membasahi pipiku.
Malam ini aku benar benar bahagia. Aku tidak menyangka ulang tahunku akan terasa spesial.
----ah ra sudah ada didepan rumahku pagi pagi buta. Entah apa yang dia pikirkan. "achim", katanya dengan pakaian rapi. "achimnida, kenapa kau datang kesini?", tanyaku sedikit bingung. Yang ditanya hanya tersenyum lebar. "Ah Ra, masuk", kata shindong oppa mendekati kami berdua. "ne oppa", jawab ah ra dengan tersipu malu.
Otakku bekerja dengan cepat. "apa mereka berdua .....?", kataku dalam hati.
20 menit akupun baru siap. Tapi saatku baru akan mendatangin ah ra, kulihat ah ra dan shindong oppa sedang berpegangan tangan. Aku senang melihat mereka bisa saling dekat. Aku melangkah mundur tapi karna tidak melihat ada tangga kecil, aku terjatuh. Kakiku terasa benar benar sakit. Tapi aku tak memperdulikannya. "gwenchana, tidak terlalu parah", kataku dalam hati. Akupun berusaha berdiri tegak, walaupun pergelangan kakiku masih sakit tapi aku tidak ingin menyusahkan shindong oppa. Aku berjalan ke dapur dengan susah payah.
Setelah selesai membuat sarapan, akupun memanggil shindong oppa dan ah ra. "oppa, lepaskan dulu tangan ah ra. Dia juga mau sarapan", kataku menatap shindong oppa terus terusan memegang tangan ah ra tanpa melepaskannya. Kulihat pipi ah ra memerah.
----aku dan ah ra diantarkan shindong oppa ke sekolah. Aku senang hari ini karena ah ra dan shindong oppa resmi berpacaran.
Akupun sampai. Kulihat namja itu lagi. Entah kenapa aku selalu bertemu dengannya.
Ah ra menarik tanganku tiba tiba, membuyarkan pikiranku, "kajja!".
---
"moon ra, nanti siang kamu ada acara?", tanya sunbae Jung Ah yang datang ke kelasku.
"ani sunbae, waeyo", tanyaku menjawab" kamu, ah ra nanti datang ke ruang musik ya sepulang sekolah.
Kita harus mempersiapkan untuk acara yang kemarin kepala sekolah katakan", kata sunbae menjelaskan
"arraseo", kataku menganggukan kepalaku
siang haripun datang. Aku dan ah ra sudah siap ke ruang musik. Tapi saat ku membuka pintu, kulihat namja yang selama ini selalu muncul didepanku. "annyeong haseyo", sapa namja itu. "annyeong", jawabku dan ah ra bersamaan. " dia leeteuk-sshi. Dia juga adalah ketua panitia musical drama yang posternya sudah beberapa hari lalu dipasang di pengumuman", jelas sunbae jung ah.
"musical drama? Apa yang harus kami lakukan?", kataku dengan wajah polos. " saya pernah melihat konser kalian di jepang beberapa hari lalu. Dan saya sangat mengagumi penampilan kalian. Benar benar memukau. Saya sudah meminta ijin kepada kepala sekolah kalian untuk menampilkan kalian sebagai bintang utama dalam musical drama ini", kata leeteuk-sshi menjelaskan. "arasseo. Kamsahamnida ahjushi", kataku padanya. "ahjushi? Apa saya terlalu tua jadi kamu memanggil ahjushi?", katanya padaku membuatku merasa tidak enak. "mianhe. Hmm", kataku cepat cepat meminta maaf. "gwenchana, panggil saja leeteuk oppa. Arasseo?" tanyanya padaku dengan senyum manisnya. "arasseo", kataku membalas senyumnya
---- author povmoon ra, ah ra , dan jung ah mempersiapkan konsep untuk drama musical dengan baik. Tapi moon ra masih merasakan pergelangan kakinya semakin sakit. Leeteuk selalu datang setiap beberapa hari sekali untuk melihat perkembangan mereka.
Hari berganti hari, tanpa disadari leeteuk tertarik pada moon ra, begitu pula sebaliknya.
Suatu hari, leeteuk melihat moon ra hampir terjatuh saat akan berdiri. Leeteuk berlari memapah tubuh moon ra dengan cepat. "gwenchana?", kata leeteuk khawatir"ne", kata moon ra menahan sakit
----2 bulan berlalu dengan cepat. musical drama yang mereka akan jalankan sudah didepan mata.
Beberapa hari sebelum musical drama, moon ra pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan pergelangan kakinya. "kenapa baru diperiksakan sekarang?", kata dokter. "saya harus mengikuti berbagai kegiatan untuk drama musical ", kataku menjelaskan"apa kamu bermain piano?", kata dokter bertanya lagi"iya, apakah ada masalah dengan itu?", kataku sedikit khawatir" mungkin untuk sekarang ini sebaiknya kamu tidak bermain piano. Tulang kaki kamu sedikit geser. Dan saya khawatir kalau kamu memaksakan untuk bermain piano akan semakin memburuk", kata dokter dengan penuh penyesalan
----
" apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin mengecewakan semua orang yang sudah mempercayaiku", kataku dalam hat
i"Moon Ra, gwenchana?", kata leeteuk oppa menepuk pundakku pelan
"ne oppa, gwenchana", kataku berusaha tersenyum
moon ra pov
aku duduk dan memulai memainkan piano. Semua orang sunyi senyap mendengarkanku bermain dengan perlahan. Ku memainkan "canon" dan " only hope" untuk lagu pembuka. Akupun menguatkan diriku sendiri agar semuanya baik baik saja. Tapi pada puncak lagu terakhir, aku melakukan kesalahan yang cukup fatal. Kakiku benar benar sakit.
Beberapa menit aku terhenti, tapi tiba tiba leeteuk oppa muncul dan berlari menghampiriku. Dia duduk disampingku dan mengambil alih untuk memainkan piano. Aku menyanyikan lagu bait terakhir. "gomawo", kataku saat semua orang bertepuk tangan untuk kami."ne. Aku juga ingin melakukannya dari dulu", kata leeteuk oppa membuat pipiku sedikit memerah
----
"moon ra, gwenchana? Tadi aku khawatir denganmu", tanya ah ra menghampiriku di belakang panggung"ne gwenchana. Hanya aku terlalu gugup saja", kataku berbohong" kau yakin? Tapi penampilanmu tetap sempurna", kata ah ra tersenyum padaku.
"moon ra, penampilanmu memukau", sunbae jung ah memberikan selamat padaku" gomawoyo sunbae. Sunbae juga sangat memukau", kataku padanya.
Saatku akan pulang, aku baru akan keluar dari ruang gedung kumelihat leeteuk oppa menunggu seseorang di dekat mobilnya. Aku menghampirinya perlahan lahan. Malam ini baru kusadari satu hal, "aku mulai mencintainya"
"oppa, jeongmal gomawo", kataku berdiri di depan leeteuk oppa" ne", katanya dengan senyum manisnya" aku pamit dulu oppa", kataku berpamitantapi saatku akan membalik'kan tubuh, kurasakan leeteuk oppa memegang pergelangan tanganku. Akupun membalikkan tubuhku "maukah kamu makan malam denganku?", tanya leeteuk oppa dengan menatap mataku
author pov
disaat yang bersamaan shindong dan ah ra sedang menunggu moon ra di dalam mobil.
Shindong memegang tangan ah ra perlahan lahan. "ah ra, ini untukmu", kata shindong memberikan sebuket bunga untuk ah ra. "gomawo oppa", kata ah ra tersipu malu. "malam ini kau benar benar cantik dan memukau'ku", shindong menatap mata ah ra dalam. "bolehkah aku menciummu ah ra?". "ne", kata ah ra.
Saat shindong baru akan mencium ah ra. *tok toksuara kaca jendela di ketuk. Moon ra sudah berdiri di samping mobil. Wajah Ah ra memerah.
"oppa, ayo pulang", kata moon ra dengan wajah tanpa berdosa" nde ", kata shindong dan langsung menyalakan mobil
"baru saja aku akan mencium yeoja chinguku, kenapa diganggu begitu saja", kata shindong dalam hati"pipiku masih terasa panas. Mianhe oppa", kata ah ra dalam hati dan memegang pipinya"leeteuk oppa. Aku benar benar mencintaimu", kata moon ra dalam hati
eunhyuk oppa dan donghae oppa datang ke rumah hari ini. Akupun menyiapkan makanan untuk mereka bersama ah ra.
"moon ra, kemarin aku datang ke drama musical itu. Kau dan teman temanmu benar benar memukau kami", kata eunhyuk oppa saat mengambil minum di kulkas"gomawo", kataku" ne cheonmaneyo, tapi kenapa aku melihatmu sedikit kesakitan?", kata eunhyuk oppa membuatku bingung" ne, aku juga melihatmu sedikit aneh saat lagu yang kamu mainkan terhenti beberapa saat", tiba tiba donghae oppa muncul dari belakang tubuh eunhyuk oppa" ani. Aku baik baik saja", kataku berbohongtapi ah ra yang memang sudah lama mengenalku tau kalau aku berbohong.
Selama beberapa menit aku di introgasi oleh eunhyuk oppa, donghae oppa dan ah ra. Akupun tidak bisa mengelak. Aku meminta mereka menutupi masalah ini dari shindong oppa.
Shindong oppa muncul dari pintu. Dia baru saja kembali dari super market. Oppa membeli beberapa makanan kecil. Aku berusaha bersikap wajar tanpa harus membuat shindong oppa curiga
“kenapa kalian semua berkumpul disini?” kata shindong oppa meletakkan plastic penuh dengan makan kecil
“kami menunggumu hyung! Kenapa lama sekali?, donghae oppa membantu menetralkan suasana
“mian, Tadi aku bertemu dengan leeteuk hyung di supermarket”, kata shindong oppa dengan mengeluarkan makanan dari plastic
“leeteuk?” , kataku tersentak
“kau pasti kenal dia. Waktu malam itu kau bermain piano dengannya”, kata shindong oppa santai
“ ah ne”, kataku menutupi rasa deg’deganku
“ kulihat hyung bersama seorang yeoja. Sepertinya aku sempat melihat yeoja itu di Drama Musical menyanyi bersamamu juga. Hmm.. kalau tidak salah namanya Jung..jung..jung Ah “, kata shindong oppa mengingat ingat nama sunbae (senior) ku itu.
Aku terdiam sejenak. Entah kenapa aku merasa tidak nyaman. Akupun meninggalkan shindong oppa, donghae oppa, eunhyuk oppa dan Ah Ra di ruang tamu. Aku masuk ke dalam kamar. Berkali kali kulihat ponselku berkali kali. Leeteuk oppa tidak menghubungiku hari ini. “Terakhir aku bertemu dengannya aku benar benar bahagia karenanya. Tapi kenapa sekarang seperti ini?”, kataku dalam hati.
=Flashback on=
Aku masuk kedalam mobil leeteuk oppa. Dia memberikanku seikat bunga mawar putih yang indah.
“Gomawo oppa”, kataku dengan muka memerah
“ Moon Ra, bolehkah aku mengenalmu lebih dekat?”, kata-kata leeteuk oppa membuat waktu terasa berhenti. Jantungku benar-benar tidak bekerja dengan benar. Leeteuk oppa memegang tanganku dengan senyum yang selalu lekat dipipinya. Leeteuk oppa memberiku sebuah kalung indah yang berlambangkan Kunci G (dalam gitar. Tau kan?)
“ oppa. Saranghaeyo” kataku perlahan dengan menundukkan wajahku.
Leeteuk oppa menarik tubuhku perlahan dan memasangkan kalung itu di leherku perlahan. Tanpa sadar aku memeluknya. “nado saranghaeyo”, kata leeteuk oppa. Aku bahagia malam ini. Karena bersama namja yang kucintai dan juga mencintaiku.
=flashback off=
Tapi aku benar benar tidak mengerti. Kenapa leeteuk oppa bersama dengan sunbae Jung Ah? Aku ingin menghubunginya. Tapi aku tidak ingin memaksanya untuk menghubungiku terus menerus.
*tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar. Aku pun membukakan pintu kamarku. “ne?”, tanyaku.
Kulihat shindong oppa memandangku penuh arti. “waeyo oppa?”, tanyaku sedikit bingung
Shindong oppa memelukku dengan wajah sedikit sedih. aku tau apa yang membuatnya seperti ini. “Gwenchana oppa. Aku baik baik saja”, kataku menepuk bahunya perlahan lahan.
= flash back 12 tahun yang lalu=
Aku adalah salah satu anggota keluarga Lee. Aku tinggal di Namsan. Aku mempunyai appa yang sangat menyayangi anak dan istrinya. Kami adalah keluarga yang sangat bahagia. Shindong oppa sangat menyayangiku. Saatku berumur 4 tahun dan shindong oppa berumur 9 tahun aku bersama appa dan umma akan pergi ke Paris. Waktu itu appa memang sedang memiliki tugas dinas dari perusahaan tempat appa bekerja untuk urasan di Paris. Tapi saat malam itu, dimana kami sekeluarga akan berangkat. Aku benar benar tidak tahu kenapa aku melihat appa dan umma penuh dengan darah di tubuh mereka. saat itu yang kuingat adalah aku menangis setelah melihat appa dan umma.
Shindong oppa datang dan memelukku dengan erat. Shindong oppa membawaku pergi dari rumah. Dan aku tinggal bersama dongsaeng appa, Park Han Ahjusshi yang tinggal di Busan. Maka sejak itu aku berganti nama menjadi Park Moon Ra. Aku tidak pernah berfikir untuk bertanya apa yang terjadi .
Setelah aku tinggal bersama keluarga Ahjussim shindong oppa meminta ijin kepada paman untuk pindah ke Seoul. Ahjussi tidak pernah melarang apa yang kami lakukan. Tapi sekarang ahjussi sudah pindah ke Jepang.
Shindong oppa yang membesarkanku sendirian mencoba mencari pekerjaan sebagai dancer di salah satu club di Seoul. Dari harta warisan appa dan umma yang dialihkan dengan namaku, shindong oppa dapat menyekolahkanku di sekolahku sekarang ini “kirin high school”.
=flash back off=
Aku menceritakan segalanya sekarang. Shindong oppa merasa bersalah padaku karena tidak menyadari dari awal apa yang terjadi denganku. Shindong oppa memaksaku untuk melakukan operasi. Sedangkan urusanku untuk konser besar bersama Sunbae Jung Ah dan Ah Ra sebentar lagi akan diselenggarakan.
“Jebal Moon Ra, jangan buat oppa semakin merasa bersalah”, kata shindong oppa dengan wajah meyakinkan
“tapi oppa”, kataku bingung
“ kali ini saja, bisakah kau mendengarkanku. Kau juga perlu istirahat”, kata shindong oppa
-----------------
Pagi pun tiba begitu cepat. Aku mencari ponselku. Kulihat ada satu pesan dari leeteuk oppa.
“ Achim moon ra. Mianhe karena aku tidak menghubungimu kemarin. Bisakah mala mini kau pergi makan malam bersamaku? Aku ingin menjelaskan sesuatu padamu”
Pesan yang singkat itu membuatku semakin bingung. “Apa yang leeteuk oppa inginkan sebenarnya? Kenapa dia melakukan ini. Kemarin dia memberikanku harapan yang begitu indah. Kemarin juga aku dibuat bimbang olehnya. Sekarang dia ingin membuatku semakin bingung”, kataku dalam hati
Saatku turun dari kamar atas. Aku melihat shindong oppa sudah ada di dapur sedang menyiapkan sarapan. Aku benar benar merasa bersalah membuatnya terlalu khawatir dengan keadaanku.
“Moon Ra, aku sudah menghubungi dokter yang memeriksamu. Dan aku sudah membuat janji untuk proses pengobatanmu. Aku harap kamu mau melakukan ini. Aku sudah meminta ijin kepada kepala sekolahmu untuk pengobatanmu. Dan kepala sekolah sudah menyetujuinya”, kata shindong oppa perlahan
“oppa. Kenapa kau melakukan ini? Aku sudah dewasa untuk memilih yang terbaik untukku. Aku akan melakukannya. Tapi tidak sekarang”, kataku dengan kasar dan meninggalkan shindong oppa sendiri
---------------
Aku berangkat sekolah dengan pakaian yang bisa dikatakan berantakan. Aku sedang tidak minat untuk merapikan apapun. Aku benar benar bingung. Rasanya hari ini dunia sedang memusuhiku. Sesampainya di sekolah aku duduk di dengan kelasku sendirian.
“ Moon Ra, bagaimana?”, Ah Ra muncul dan duduk disampingku
“ Buruk. Aku mungkin tidak bisa mengikuti Konser itu”, kataku perlahan
“Moon Ra”, kata Ah Ra terputus
Aku merasakan ada yang aneh dengan Ah Ra, sepertinya ada yang dia sembunyikan dariku
“Mwo? Ada yang ingin kau katakana”, kataku sedikit bingung
“ Tentang shindong oppa. Apa kau tau oppa selama ini selalu sedih memikirkanmu?”, wajah Ah Ra berubah sedih. “Oppa selalu memikirkanmu moon ra, saat oppa bersamaku dia selalu memikirkanmu. Kadang aku berfikir aku yeojanya tapi kenapa kau yang selalu ada dalam pikirannya. Tapi aku sadar, kau adalah adik satu-satunya dan keluarga terdekat yang oppa punya saat ini”. Kulihat mata Ah ra mulai meneteskan air mata. “Aku benar benar mencintai shindong oppa. Aku menyayanginya dengan sepenuh hatiku. Andai oppa juga merasakan sama sepertiku. Saat dia tau kau sakit dan harus segera di operasi, shindong oppa merasa sangat bersalah padamu. Dia menyalahkan dirinya karena tidak bisa menjagamu. Aku sudah diceritakan tentang semua yang terjadi dengan keluargamu. Aku turut prihatin dengan apa yang kalian alami. Tapi moon ra, aku mohon. Bahagiakan oppa sekali ini saja. Dia hanya ingin melihatmu sehat kembali.”
Kulihat wajah Ah ra penuh dengan air mata yang membasahi pipinya yang manis itu. aku tidak pernah melihat ah ra menangis seperti itu. aku bingung dengan apa yang terjadi. Aku menenangkan ah ra dengan susah payah.
-----------
Bel sekolahpun berbunyi. Tanda istirahat dimulai. Selama jam pelajaran, pikiranku melayang laying kesegala arah. Saatku duduk bersama Ah Ra di kantin sekolah, sunbae Jung Ah datang dan duduk bersama kami. entah kenapa aku merasa canggung duduk berdekatan dengannya.
“Moon Ra, bagaimana menurutmu tentang Leeteuk oppa?”, kata Jung Ah eonnie tersenyum padaku
“ah ne? oppa baik dan permainan pianonya sangat baik”, Jawabku menutupi ketidak nyamananku
“ begitu ya. Arasseo”, kata sunbae dengan memakan pesanan’nya
----------------------------
Saatku pulang dari sekolah, kulihat shindong oppa sudah datang untuk menjemputku dan juga Ah Ra.
“mianhe oppa karena tadi pagi aku membentakmu”, kataku pada shindong oppa didalam mobil
“ ne gwenchana”, kata shindong oppa denga tersenyum padaku
“oppa. Aku sudah memikirkannya baik baik. Aku akan melakukan pengobatan itu”, kataku perlahan lahan
Ah Ra yang merasa senang memberikan senyumannya padaku melalui cermin.
“ Jeongmal? Sekarang kita kerumah sakit ya. Akan ku urus segala keperluanmu”, shindong oppa langsung menyetirkan mobilnya ke Rumah Sakit Seoul
“mungkin ini yang dapat aku lakukan untuk membuatmu bahagia oppa”, kataku dalam hati
TBC—jangan lupa comment yah.. mian jelek.. :3
Aku, shindong oppa dan Ah Ra pergi ke Rumah Sakit. Oppa memintaku untuk dirawat hari ini juga. Aku benar-benar bingung akan bagaimana. Malam ini aku akan pergi makan malam bersama leeteuk oppa. Tapi melihat wajah shindong oppa yang benar benar mengharapkanku untuk dirawat hari ini juga, akupun menyetujuinya.
“oppa, aku ke kamar mandi sebentar”, kataku pada shindong oppa yang sedang berbicara dengan dokter
Akupun berjalan menuju kamar mandi. Aku bingung, apa yang harus katakana untuk membatalkan janji hari ini. Apa yang sebenarnya leeteuk oppa ingin katakana padaku.
*saranghaeyo.. you just my love
Suara ponselku berdering. Kulihat nama leeteuk oppa tertera. Perlahan kumenjawab ponselku
“Yeoboseyo..??”, kataku dengan menata hati dan pikiranku
“Moon ra, malam ini kau akan datang kan?”, suara leeteuk oppa terdengar sangat berharap
“mianhe oppa. Mungkin malam ini aku tidak bisa datang. Aku ada janji lain”, kataku perlahan
“janji? Dengan siapa?”, kata leeteuk oppa terdengar kecewa
Aku tidak ingin membuatnya khawatir. “Apa yang harus kulakukan? “, kataku dalam hati
“ dengan oppaku. Mianhe oppa. Mungkin lain waktu?”, kataku perlahan
----------------------------------
Malam ini aku tidak jadi pergi bersama leeteuk oppa. Aku benar benar menyesal. Akupun mulai dirawat mala mini. Berbagai pengecekan sudah mulai dilakukan untuk tahap awal. Aku meminta Ah Ra untuk tidak menceritakan keadaanku pada Jung Ah eonnie. Aku memintanya untuk mengatakan permintaan maafku karena tidak dapat berpartisipasi dalam konser itu.
Dokter mengatakan aku harus melakukan operasi besok. Akupun menyanggupinya. Aku tidak ingin mengecewakan shindong oppa lagi. Aku hanya ingin membahagiakannya untuk kali ini.
-----------------------------------
Aku sedang didalam ruang operasi. Aku benar benar gugup sekarang. Jauh lebih gugup dari rasanya aku bernanyi ditonton 2000 orang lebih saatku bernyanyi. Untuk pertama kalinya aku melakukan operasi seperti ini.
Dokter menyuntikkan ku obat bius. Kumenutup mataku perlahan lahan. Didalam hati aku hanya bisa berdoa “Ya Bapa, Lindungilah aku. Semoga operasi ini dapat berjalan dengan baik”
------------------
Author pov
3jam berlalu. Moon Ra belum sadar karena efek obat bius’nya.
Ditempat lain, leeteuk mendapatkan tugas mendadak dari kepala kantornya untuk bekerja di China selama 1 tahun. Leeteuk pergi ke rumah Moon Ra, tapi saat rumah di ketuk tidak ada siapa siapa di dalam rumah. Leeteuk mengambil ponselnya dan menghubungi Moon Ra, tapi ponselnya tidak aktif.
“Moon ra, kau dimana? Apa yang harus aku lakukan?”, leeteuk terus berusaha menelpon moon ra
Leeteuk pun menghubungi Jung Ah, dan memintanya untuk bertemu sekarang juga di sebuah café
-----------------
Sesampainya di café. Leeteuk menunggu Jung Ah dengan sabar. Tidak lama setelah itu, Jung Ah datang dan duduk bersama dengan leeteuk.
“Jung Ah, bisakah kau memberikan ini pada Moon Ra”, kata leeteuk dengan memberikan sebuah surat dan setangkai bunga mawar
“ geure. Tapi kenapa oppa tidak memberikannya sendiri?”, kata jung ah dengan memasukkan surat ke dalam tas
“ hari ini juga aku harus segera ke China. Aku ditugaskan untuk bekerja disana selama satu tahun. Tadinya aku ingin memberikannya sendiri, tapi saatku datang ke rumahnya tidak ada yang menjawab. Ponselnya pun mati. Aku hanya berharap semoga aku akan cepat kembali ke Seoul”, kata leeteuk oppa memberikan senyum termanisnya
------------------
Leeteuk berada di dalam pesawat. Leeteuk memegang kalung yang sama dengan kalung yang ada didalam surat untuk Moon Ra.
-----------------
Moon ra pov
Aku terbangun dari tidurku. Kulihat Ah Ra disampingku tertidur. Kutersenyum melihatnya. Shindong oppa baru saja masuk ke dalam kamarku dan Jung Ah Sunbae berdiri di sampingnya. Aku tidak tau kenapa sunbae ada di sini. Dan siapa yang memberitahukannya?
”moon ra, ada sesuatu untukmu”, sunbae Jung Ah duduk disamping ranjang’ku
” ini apa sunbae?”, kataku menerima surat itu
-------------------
1 tahun berlalu dengan cepat
Aku berbaring sendirian di sebuah tempat penuh dengan rumput yang tinggi. Tempat ini hanya aku yang tau. Di tempat ini aku bisa membuat diriku sendiri tenang. Berkali kali kutarik nafasku dalam dalam dengan memejamkan mataku. Kurasakan hembusan angin menyentuh kulitku perlahan lahan. Aku teringat akan kejadian kecelakaan itu. walau tidak begitu jelas, ingatan saat ku melihat orang tuaku bercucuran darah benar benar membuatku mulai meneteskan air mata.
Aku tertidur dan perasaanku perlahan lahan tenang.
==== dream on ===
“appa, umma”, kataku melihat orang tuaku. Aku berlari mendekati mereka. kulihat mereka tersenyum padaku. Akupun memeluk mereka dengan hati senang. Aku menangis dipelukan mereka. aku tidak ingin melepaskan mereka lagi.
“appa, umma, jangan tinggalkan aku lagi. Jebal “, kataku pada mereka yang terus tersenyum padaku
Appa mengelus pelan rambutku. Umma menghapus air mataku dengan kedua tangannya perlahan-lahan. “Moon ra, kau sekarang kau sudah tumbuh dengan baik. Oppa mu pasti menjagamu dengan sangat baik. Walau appa dan umma tidak ada disampingmu, kau harus ingat. Appa dan umma akan selalu ada dihatimu. Kami akan selalu menjagamu. Kami baik baik saja di sana”, kata umma yang menyandarkan kepalaku di dadanya dan memelukku erat.
Aku tidak bisa menahan diriku sendiri. Kumenangis sepuasnya. Tapi tiba tiba appa berdiri dan mengajak umma untuk pergi. Aku terus memanggil kedua orang tuaku itu
“Appa..!! Umma..!! Appa…!! Umma..!! Jangan tinggalkan aku lagi..!!”, kataku dengan mengejar appa dan umma. Tapi aku tersandung dan terjatuh, saatku berusaha berdiri, kedua orang tuaku itu sudah menghilang.
=== dream off ===
“Appa..!! Umma..!!”, aku terbangun dari mimpiku. Kumelihat kesegala tempat. Tidak ada siapa siapa ditempat ini. Aku menangis lagi, “appa, umma. Arasseo. Aku akan tumbuh menjadi Moon Ra yang lebih baik. Walau kalian tidak ada di sini bersamaku, tapi kalian akan tetap ada di dalam hatiku”.
--------------------
Hari ini aku akan berangkat ke China. Negara yang ingin sekali aku datangi. Aku memegang kalung yang melingkar di leherku. Dua liontin penuh makna. Karena ini adalah barang yang sangat bermakna bagiku.
“Moon ra, sudah siap semua?”, shindong oppa masuk kedalam kamarku yang memang pintunya sengaja kubuka
“ ah ne oppa. Kajja”, kataku mengangkat koper
Shindong oppa akan mengantarku ke bandara Incheon. “Aku benar benar tidak sabar untuk bertemu dengannya”, kataku dalam hati
“Ah ra, jaga dirimu baik baik. Arasseo?”, kata shindong oppa dengan memeluk Ah ra
“arasseo oppa. Kau juga, jaga dirimu baik baik”, kata ah ra dengan membalas pelukan Shindong oppa
“Sudah. Kalian berdua ini. Kita ke china hanya untuk beberapa hari bukan beberapa bulan. Kenapa seperti akan berpisah berbulan’bulan”, aku berdiri ditengah tengan ah ra dan shindong oppa
---------------------
Jung Ah sunbae sudah menunggu kami saat kami masuk ke Bandara. Hari ini sunbae terlihat sangat cantik. “Aku bingung, kenapa sunbae secantik Jung Ah Eonnie belum memiliki namja chingu? “, kataku dalam hati
“ moon ra, ah ra . kajja! “, sunbae Jung Ah memintaku dan ah ra untuk cepat masuk kedalam pesawat
=====
Didalam pesawat aku duduk bersebelahan dengan Ah Ra. Jung Ah eonnie duduk bersama seorang namja. Sepertinya mereka kenal satu sama lain. Kulihat namja itu terus berusaha mengajak sunbae untuk bicara.
Selama perjalanan aku berusaha menengakan perasaanku. Aku teringat akan kejadian 1 tahun lalu
======== flash back on 1 year ago ======
Aku membuka surat yang diberikan sunbae Jung Ah padaku. Entah apa isinya, akupun tidak tau. Perlahan lahan kubuka surat itu
“ my love moon ra"
Kau tau? Saatku bersamamu ku merasa kaulah wanita yang kucari. Saatkau tak ada di sisiku, kumerasa hatiku ini hampa. Malam itu, aku ingin memintamu menjadi yeoja chinguku. Aku menghias suatu tempat yang kusiapkan untukmu. Tapi saat kau mengatakan padaku, kau tidak bisa datang. Aku sangat sangat kecewa. Tapi, aku tidak ingin memaksamu untuk datang.
Moon, mianhe. Hari ini aku harus pergi ke China karena pekerjaanku yang mendadak. Andai saja kau memintaku untuk tidak pergi, aku akan tetap tinggal di Seoul. Entah apa yang terjadi, saatku pergi ke rumahmu tidak ada siapapun yang menjawab.
Moon, aku memberikan kalung ini padamu. Aku harap kau akan menyimpannya. 1 tahun lagi aku akan mengundangmu ke china. Aku harap saat kita bertemu kau akan memakai kalung ini dan tersenyum padaku untuk mengatakan “nado saranghaeyo”.
=========== flash back off ==========
Setelah beberapa jam, akupun sampai di bandara. Aku berjalan keluar dari pesawat. Kulihat namja yang duduk disamping jung ah eonnie sekarang berdiri di depan jung ah eonnie. Tapi kali ini eonnie tersenyum dan mereka berpelukan.
Jung ah eonnie melihatku dan ah ra hanya berdiri melihatnya bersama namja itu.
“annyeong haseyo, yesung imnida”, kata namja disamping jung ah eonnie
“ nde, moon ra imnida ! ah ra imnida”, kataku dan ah ra bergantian
------------------------------
Aku sedang berada didalam mobil yang dikirimkan dari kantor kesenian. Aku baru mengetahui ternyata jung ah eonnie dan yesung oppa itu berpacaran. Yesung oppa adalah salah satu teman kerja leeteuk oppa. Pantas saja saat dia melihatku, dia seperti mengenalku.
Aku sampai di sebuah hotel besar. Aku gugup karena sudah lama sekali tidak mengadakan konser seperti ini. 4 bulan yang lalu aku masih dalam masa terapi. Beberapa konser yang ditawarkan dengan berat hati dilepaskan begitu saja karnaku. Aku meminta maaf untuk itu pada Ah Ra dan Jung Ah eonnie, tapi mereka memang sangat baik padaku. Mereka hanya tersenyum dan mengatakan “Apapun yang terjadi kita akan selalu bersama. Kita bekerja bersama”.
Saatku berjalan masuk ke hotel, kulihat leeteuk oppa dengan setelan pakaian kerja. Dia terlihat tampan dan sangat memukau. Dia sedang bersama orang orang yang terlihat seperti rekan kerjanya. Dia tidak melihatku. Mungkin karena pekerjaannya yang benar benar padat. Leeteuk memang bekerja di bidang kesenian budaya.
Akupun masuk kedalam kamar hotelku. Semuanya keliatan baik baik saja. Kamar yang cukup luas untuk kutempati sendiri. Jung Ah eonnie dan Ah Ra tidur satu kamar. Aku merasa kesepian.
Sampai malampun aku belum bisa tidur. Leeteuk oppa selalu muncul didalam pikiranku. Entah apa yang sekarang sedang dia kerjakan.
Tapi, pintu kamar hotelku diketuk perlahan. Kumembuka pintu dan kulihat leeteuk oppa berdiri di depanku sekarang. Langkahku terhenti, rasanya aku tidak bisa berkata apa apa. Kumembeku didepannya. Rasa ingin bertemu dengannya, sekarang ini benar benar ingin aku keluarkan. Leeteuk oppa memelukku dengan hangat, mencairkan hatiku ini. Entah kenapa kuingin menangis.
“Jeongmal bogoshipo moon ra”, kata leeteuk oppa
“nado bogoshipo oppa”, kataku perlahan ditengah tangisku
Leeteuk oppa menghapus air mataku perlahan dan tersenyum padaku. Leeteuk oppa mencium bibirku perlahan-lahan. Hatiku benar benar masih untuknya. “Oppa, kembalilah untuk bersamaku”, kataku pada leeteuk oppa dengan melepaskan ciumannya perlahan.
“ geure. Apapun yang kau minta”, kata leeteuk oppa dan menciumku lagi
----------------------
Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Aku dan leeteuk oppa duduk dengan menghadap jendela yang disinari cahaya bulan. Aku tidak ingin melepaskan genggamanku dari tangan leeteuk oppa. Aku benar benar menyesal karena telah salah paham tentang hubungan leeteuk oppa dan jung Ah eonnie. Aku merasa pabo karena tidak bisa mempercayai leeteuk oppa, namja yang benar benar aku cintai.
Leeteuk oppa memintaku untuk tidur, tapi aku memintanya untuk tetap menemaniku. Akupun berbaring di tempat tidurku, leeteuk oppa duduk di banggu samping tempat tidurku.
Author pov
Leeteuk menjaga moon ra sepanjang malam. Dia tertidur disamping tempat tidur moon ra.
Pagipun tiba. Leeteuk yang harus bergegas dengan kesibukan pekerjaannya sudah pergi pagi pagi buta. Moon Ra yang terbangun karena suara ponselnya berderingpun mencari leeteuk. Tapi yang didapatinya hanya selembar kertas yang berisi permintaan maaf : “Moon Ra, mianhe. Aku harus pergi ke Kantor segera. Aku akan menemuimu lagi mala mini di acara konsermu. Faighting..! Semoga konsermu berjalan dengan baik”.
---------------------
Moon ra pov
Aku keluar dari kamarku. Saatku akan ke kamar ah ra dan jung ah eonnie, kulihat shindong oppa, donghae oppa, dan eunhyuk oppa berdiri di depan kamar ku. “oppa”, kataku terkejut
“annyeong..! kau pasti terkejut melihat kami ada disini!”, kata donghae oppa yang langsung masuk kedalam kamarku
“ kami kesini karena undangan leeteuk hyung. Kami juga akan tampil malam ini. Kami sudah menyiapkan semua persiapan dengan baik”, kata shindong oppa yang memasukkan kopernya ke dalam kamar hotelku.
“ kenapa kalian masuk kesini? Maksud kalian aku harus tidur bersama kalian?”, kataku bingung melihat shindong oppa, donghae oppa, dan eunhyuk oppa mengeluarkan pakaian dari kopernya
“ kalau kau ingin, boleh saja”, kata eunhyuk oppa tersenyum aneh
“ yaaa…!! Enak saja kau oppa..!! tidak akan..!!”, kataku melangkah mundur
“ kau ke kamar leeteuk hyung saja”, kata donghae oppa yang membuat pipiku terasa panas sekarang
“kenapa wajahmu memerah?”, kata eunhyuk oppa dan donghae oppa menggodaku
Akupun keluar dari kamar hotel sebelum wajahku semakin memerah. Saatku menutup pintu, yesung oppa berdiri di depanku. “achim moon ra”, sapanya
“achimnida oppa”, kataku membalas sapaannya
“ apakah shindong, eunhyuk dan donghae sudah datang?”, katanya padaku
“ne, mereka ada didalam”, kataku bergeser dari depan pintu dan membukakan pintu
--------------------
Aku melangkah keluar hotel. Aku ingin merasakan udara segar. Aku sudah sangat lama tidak ke sini. Aku melihat seorang anak kecil menangis. Akupun mendekatinya, untung bahasa inggrisku tidak terlalu buruk jadi mungkin aku bisa membantunya
“ hi, why you cry? Where are your parents?”, tanyaku pada anak kecil itu
“ I don’t know where my parents”, katanya masih terus menangis
Akupun mengajaknya untuk mencari orang tuanya. Kumelihat seorang ibu yang sepertinya sedang mencari seseorang. Akupun mendekatinya, benar saja kalau itu adalah ibu anak kecil itu. Ibu itu memeluk anak kecil itu dengan sangat erat. Aku merasa senang juga sedih, aku teringat dengan ibuku.
“ thank you very much. I don’t know if you don’t help my child”, kata ibu itu dengan tersenyum padaku
“your welcome”, kataku dengan tersenyum padanya
Saat ibu dan anak kecil itu pergi, aku menahan air mata yang sudah kurasakan diujung mataku. Aku harus bisa menahan air mataku. Aku tidak ingin ada yang melihatku menangis. Tapi aku gagal menahan air mataku. Sekarang sudah kurasakan air mataku menetes dipipiku. Aku memejamkan mataku.
Tiba tiba dari belakang ada seseorang yang menarik tubuhku dan memelukku dipelukannya. Kumerasakan hatiku nyaman bersamanya. Aku menangis semakin kencang. Entah apa yang kupikirkan, aku hanya ingin menangis.
author : admin TeukMoon
author Pov
"oppa! Kenapa kamarku berantakan!", kata Moon Ra yang baru pulang dari sekolahnya melihat kamar kesayangannya berantakan
*Moon Ra adalah seorang siswi di salah satu sekolah yang Terkenal di Korea "Kirin High School". Dia hanya tinggal bersama dengan oppanya "Shindong" , karena orang tua mereka sudah lama meninggal sejak Moon Ra berumur 4 tahun. Itulah yang membuat Shindong sangat menyayangi dongsaengnya itu. Tapi shindong sangat takut kalau menghadapi Moon Ra yang sedang Marah.
"oppa..!! Apa yang kau lakukan dikamarku!!" kata Moon Ra semakin emosi
Shindong muncul dari pintu perlahan-lahan dan menunjukkan senyum termanisnya, "mianhe". Menyadari wajah Moon Ra terlihat lelah shindong mendekatinya dan memintanya menunggu di ruang tamu "aku akan segera membersihkannya. Maaf karena tadi donghae dan eunhyuk meminjam kamarmu untuk berlatih dance". Moon Ra menarik nafasnya dalam dalam "arasseo". Akhirnya moon Ra berjalan perlahan lahan meninggalkan kamarnya.
----
Pagi pagi buta Moon Ra sudah siap dengan pakaian rapi dan tas koper penuh kostum dan segala keperluan. "oppa aku lupa mengatakannya semalam. Hari ini aku akan ke jepang. Aku sudah menyiapkan makanan untukmu. Jangan makan makanan sembarangan seperti waktu itu", sebuah surat ditulis Moon Ra untuk oppa tersayangnya itu.
Shindong baru bangun saat jam menunjukkan pukul 7 pagi. Saat melangkah ke kamar Moon Ra, shindong menemukan surat untuknya itu. "Hmm, aku tau kau lelah saeng. Tapi kalau itu pilihanmu, aku akan mendukungmu", kata shindong.
Donghae dan Eunhyuk datang kerumah Shindong untuk berlatih dance lagi. "Hyung, adakah minuman soda di kulkas?", eunhyuk melangkah menuju dapur. "ambil saja, tapi jangan sentuh makananku", kata shindong menatap eunhyuk yang mencoba membuka kotak makanan. "oh ya hyung, moon Ra kemana? Jam segini belum pulang juga?", kata donghae. "kau seperti tidak tau moon Ra saja, dia pergi ke jepang. Ada acara besar yang diadakan di sana", kata shindong menggerakkan badannya ke kiri dan ke kanan.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Shindong sangat merasakan kesepian. Dia benar benar ingin melindungi adiknya.
*suara ponsel berdering. "yeoboseyo", kata shindong. "oppa, kau sedang apa? Pasti kau merindukanku bukan?", suara moon ra terdengar ceria. "ah kau ini memang dasar yeoja penuh percaya diri. Aku justru menikmati hari hari sendirian tanpamu. Kapan kau kembali ke korea?", kata shindong menutupi rasa senangnya. "besok aku sudah kembali ke korea. Awas saja kalau kamarku masih berantakan seperti kemarin", kata moon ra dengan tegas.
Moon Ra pov
"baju, celana, kosmetik, sepatu.. Hmm.. Apa aku harus membeli sesuatu untuk oppa?", kataku saat mengemasi barang.
*tok tok
suara pintu terdengar. Kulihat Gong Ah Ra, chinguku sudah berdiri di depan kamar hotelku. "ah ne, arasseo", kataku saat melihat Ah Ra sudah memintaku pergi.
Saat aku berada di bawah hotel, kulihat seorang namja. "kamsahamnida", kudengar dia memberi salam pada seseorang di depannya. "kajja!, sunbae sudah menunggu kita di dalam taxi", Ah Ra menepuk pundakku. Saatku membalikkan tubuhku, namja itu sudah tidak terlihat lagi. ---sunbae, aku dan Ah Ra meninggalkan hotel menuju bandara. "gwenchanayo?", sunbae bertanya padaku. "ah ani", kataku.
"oppa. Aku sudah akan berangkat.", ku mengirimkan pesan pada shindong oppa.
-----
setelah beberapa jam. Akupun sampai di Incheon Airport. "Moon Ra, Ah Ra.. Gomapta untuk kerja keras kalian", sunbae mengucapkan terima kasih. "cheonmaneyo sunbae", kataku dan Ah Ra bersamaan. "apakah kalian mau aku traktir?", kata sunbae menawarkan. "ah mianhe sunbae. Aku harus segera pulang. Oppa sudah mengkhawatirkanku", aku menolak perlahan. " nado sunbae, aku sudah harus pulang sekarang", kata Ah Ra. "arrasseo, hati-hati dijalan. Aku duluan", kata sunbae menaiki taxi.
(sunbae - senior (disini sunbae'nya perempuan)
aku sedang berada di dalam taxi menuju rumah. Sudah terlalu malam untuk menelpon shindong oppa.
Setelah setengah jam berlalu akupun sampai di depan rumah. Aku membuka pintu perlahan. Kulihat oppa'ku itu berbaring di sofa ruang tengah. "oppa. Bogoshipoyo", kataku memakaikannya selimut.
----pagipun tiba. Aku sudah bertekat untuk bangun lebih awal dari oppa untuk memasakkan . Tapi kulihat shindong oppa sudah berada didapur dan terlihat sedang memasak sesuatu. "achim nae saeng", kata shindong oppa menyadari aku berdiri didekatnya. "achimnida oppa", kataku tersenyum padanya. "duduklah, aku yang akan membuatkan sarapan untukmu. Kau pasti lelah sekali", kata shindong oppa dan memberiku satu piring penuh dengan gimbab. "gomawoyo", kataku dengan memasukkan gimbab kedalam mulutku.
----jam baru menunjukkan pukul 6 pagi. Aku sudah siap untuk berangkat ke sekolah. " Moon Ra, bawakan ini untuk Ah Ra ya", shindong oppa memberikan sebuah kotak makan padaku. "geure. Dia pasti senang menerimanya. Aku berangkat", kataku meninggalkan oppa dengan wajah memerah.
Ne, shindong oppa dan Ah Ra memang sudah dekat sejak lama. Hanya saja mereka tidak ada yang saling jujur satu sama lain. Hanya mengharapkan suatu saat mereka bisa saling jujur.
Saat diperjalanan menuju sekolah, kumelihat namja yang sepertinya pernah kulihat sebelumnya. Namja yang kulihat di hotel saat itu. Dia sedang berdiri di bawah bunga sakura. Tapi tidak begitu lama aku memperhatikan apa yang namja itu lakukan.
akupun sampai disekolah. Walaupun kumerasa sangat lelah tapi aku senang menjalaninya.
"ah ra", aku memanggil ah ra yang sedang membaca pengumuman. Tapi sepertinya dia tidak mendengarku. Akupun mendekatinya. "kau sedang melihat apa..?", tanyaku melihat apa yang Ah Ra lihat. "Moon Ra, aku ingin ikut drama musical ini", katanya tetap memperhatikan poster itu.
*bel pun berdering. Tapi saat baru akan masuk kedalam kelas, aku, Ah Ra, dan sunbae Jung Ah dipanggil kepala sekolah.
Aku senang karena mendapatkan ucapan terima kasih untuk kesuksesan kami menghadiri acara di jepang. Kepala sekolah memberitahukan bahwa aku, Ah Ra, dan sunbae akan mengisi acara besar.
sore haripun tiba. Tapi entah kenapa hari ini aku ingin pulang dengan berjalan kaki. Aku melewati sebuah pohon sakura. Sekarang musim gugur. Bunga bunga sakura berguguran dimana mana. Tapi ada yang membuatku tercenang.
Kumelihat namja itu lagi. Aku tidak tau namanya. Semakin kumemperhatikannya, kumerasakan hatiku bergetar.
Namja itu menengadahkan tangannya keatas dan membiarkan bunga bunga sakura yang berguguran itu menyentuh lembut tangannya. Aku memperhatikannya tanpa menyadari hari sudah mulai gelap.
Aku berjalan lagi perlahan lahan. Kumelihat namja itu tersenyum padaku saatku melewatinya. Aku tau apa yang dilakukannya karena ingin menyapaku, sama seperti dia menyapa semua orang yang lewat didepannya.
"moon ra, kenapa kau belum sampai rumah? Aku sudah menyiapkan makan malam untukmu", kumembuka pesan di ponselku. "arasseo oppa. Aku sudah hampir sampai", kuketik pesan balasan untuk shindong oppa
----
akupun menyerah. Tubuhku benar benar lelah. Akupun menaiki taxi. Sebenarnya aku bisa saja meminta oppa untuk mengantarkanku. Tapi aku tidak ingin membuatnya repot. Aku sudah cukup merepotkannya karena membesarkanku sendirian
aku membuka pintu rumah perlahan lahan. "kenapa gelap sekali?", kataku berjalan untuk menyalakan lampu.
Saatku menyalakan lampu, "saengil chukkae hamnida. Saengil chukkae hamnida. Saengil chukkae hamnida. Saengil chukkae hamnida". Aku meneteskan air mata. Kulihat shindong oppa memegang kue ulang tahun. Ah ra, eunhyuk oppa, dan donghae oppa juga ada disitu. "gomawoyo", kataku tersenyum dengan air mata yang masih membasahi pipiku.
Malam ini aku benar benar bahagia. Aku tidak menyangka ulang tahunku akan terasa spesial.
----ah ra sudah ada didepan rumahku pagi pagi buta. Entah apa yang dia pikirkan. "achim", katanya dengan pakaian rapi. "achimnida, kenapa kau datang kesini?", tanyaku sedikit bingung. Yang ditanya hanya tersenyum lebar. "Ah Ra, masuk", kata shindong oppa mendekati kami berdua. "ne oppa", jawab ah ra dengan tersipu malu.
Otakku bekerja dengan cepat. "apa mereka berdua .....?", kataku dalam hati.
20 menit akupun baru siap. Tapi saatku baru akan mendatangin ah ra, kulihat ah ra dan shindong oppa sedang berpegangan tangan. Aku senang melihat mereka bisa saling dekat. Aku melangkah mundur tapi karna tidak melihat ada tangga kecil, aku terjatuh. Kakiku terasa benar benar sakit. Tapi aku tak memperdulikannya. "gwenchana, tidak terlalu parah", kataku dalam hati. Akupun berusaha berdiri tegak, walaupun pergelangan kakiku masih sakit tapi aku tidak ingin menyusahkan shindong oppa. Aku berjalan ke dapur dengan susah payah.
Setelah selesai membuat sarapan, akupun memanggil shindong oppa dan ah ra. "oppa, lepaskan dulu tangan ah ra. Dia juga mau sarapan", kataku menatap shindong oppa terus terusan memegang tangan ah ra tanpa melepaskannya. Kulihat pipi ah ra memerah.
----aku dan ah ra diantarkan shindong oppa ke sekolah. Aku senang hari ini karena ah ra dan shindong oppa resmi berpacaran.
Akupun sampai. Kulihat namja itu lagi. Entah kenapa aku selalu bertemu dengannya.
Ah ra menarik tanganku tiba tiba, membuyarkan pikiranku, "kajja!".
---
"moon ra, nanti siang kamu ada acara?", tanya sunbae Jung Ah yang datang ke kelasku.
"ani sunbae, waeyo", tanyaku menjawab" kamu, ah ra nanti datang ke ruang musik ya sepulang sekolah.
Kita harus mempersiapkan untuk acara yang kemarin kepala sekolah katakan", kata sunbae menjelaskan
"arraseo", kataku menganggukan kepalaku
siang haripun datang. Aku dan ah ra sudah siap ke ruang musik. Tapi saat ku membuka pintu, kulihat namja yang selama ini selalu muncul didepanku. "annyeong haseyo", sapa namja itu. "annyeong", jawabku dan ah ra bersamaan. " dia leeteuk-sshi. Dia juga adalah ketua panitia musical drama yang posternya sudah beberapa hari lalu dipasang di pengumuman", jelas sunbae jung ah.
"musical drama? Apa yang harus kami lakukan?", kataku dengan wajah polos. " saya pernah melihat konser kalian di jepang beberapa hari lalu. Dan saya sangat mengagumi penampilan kalian. Benar benar memukau. Saya sudah meminta ijin kepada kepala sekolah kalian untuk menampilkan kalian sebagai bintang utama dalam musical drama ini", kata leeteuk-sshi menjelaskan. "arasseo. Kamsahamnida ahjushi", kataku padanya. "ahjushi? Apa saya terlalu tua jadi kamu memanggil ahjushi?", katanya padaku membuatku merasa tidak enak. "mianhe. Hmm", kataku cepat cepat meminta maaf. "gwenchana, panggil saja leeteuk oppa. Arasseo?" tanyanya padaku dengan senyum manisnya. "arasseo", kataku membalas senyumnya
---- author povmoon ra, ah ra , dan jung ah mempersiapkan konsep untuk drama musical dengan baik. Tapi moon ra masih merasakan pergelangan kakinya semakin sakit. Leeteuk selalu datang setiap beberapa hari sekali untuk melihat perkembangan mereka.
Hari berganti hari, tanpa disadari leeteuk tertarik pada moon ra, begitu pula sebaliknya.
Suatu hari, leeteuk melihat moon ra hampir terjatuh saat akan berdiri. Leeteuk berlari memapah tubuh moon ra dengan cepat. "gwenchana?", kata leeteuk khawatir"ne", kata moon ra menahan sakit
----2 bulan berlalu dengan cepat. musical drama yang mereka akan jalankan sudah didepan mata.
Beberapa hari sebelum musical drama, moon ra pergi ke rumah sakit untuk memeriksakan pergelangan kakinya. "kenapa baru diperiksakan sekarang?", kata dokter. "saya harus mengikuti berbagai kegiatan untuk drama musical ", kataku menjelaskan"apa kamu bermain piano?", kata dokter bertanya lagi"iya, apakah ada masalah dengan itu?", kataku sedikit khawatir" mungkin untuk sekarang ini sebaiknya kamu tidak bermain piano. Tulang kaki kamu sedikit geser. Dan saya khawatir kalau kamu memaksakan untuk bermain piano akan semakin memburuk", kata dokter dengan penuh penyesalan
----
" apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin mengecewakan semua orang yang sudah mempercayaiku", kataku dalam hat
i"Moon Ra, gwenchana?", kata leeteuk oppa menepuk pundakku pelan
"ne oppa, gwenchana", kataku berusaha tersenyum
moon ra pov
aku duduk dan memulai memainkan piano. Semua orang sunyi senyap mendengarkanku bermain dengan perlahan. Ku memainkan "canon" dan " only hope" untuk lagu pembuka. Akupun menguatkan diriku sendiri agar semuanya baik baik saja. Tapi pada puncak lagu terakhir, aku melakukan kesalahan yang cukup fatal. Kakiku benar benar sakit.
Beberapa menit aku terhenti, tapi tiba tiba leeteuk oppa muncul dan berlari menghampiriku. Dia duduk disampingku dan mengambil alih untuk memainkan piano. Aku menyanyikan lagu bait terakhir. "gomawo", kataku saat semua orang bertepuk tangan untuk kami."ne. Aku juga ingin melakukannya dari dulu", kata leeteuk oppa membuat pipiku sedikit memerah
----
"moon ra, gwenchana? Tadi aku khawatir denganmu", tanya ah ra menghampiriku di belakang panggung"ne gwenchana. Hanya aku terlalu gugup saja", kataku berbohong" kau yakin? Tapi penampilanmu tetap sempurna", kata ah ra tersenyum padaku.
"moon ra, penampilanmu memukau", sunbae jung ah memberikan selamat padaku" gomawoyo sunbae. Sunbae juga sangat memukau", kataku padanya.
Saatku akan pulang, aku baru akan keluar dari ruang gedung kumelihat leeteuk oppa menunggu seseorang di dekat mobilnya. Aku menghampirinya perlahan lahan. Malam ini baru kusadari satu hal, "aku mulai mencintainya"
"oppa, jeongmal gomawo", kataku berdiri di depan leeteuk oppa" ne", katanya dengan senyum manisnya" aku pamit dulu oppa", kataku berpamitantapi saatku akan membalik'kan tubuh, kurasakan leeteuk oppa memegang pergelangan tanganku. Akupun membalikkan tubuhku "maukah kamu makan malam denganku?", tanya leeteuk oppa dengan menatap mataku
author pov
disaat yang bersamaan shindong dan ah ra sedang menunggu moon ra di dalam mobil.
Shindong memegang tangan ah ra perlahan lahan. "ah ra, ini untukmu", kata shindong memberikan sebuket bunga untuk ah ra. "gomawo oppa", kata ah ra tersipu malu. "malam ini kau benar benar cantik dan memukau'ku", shindong menatap mata ah ra dalam. "bolehkah aku menciummu ah ra?". "ne", kata ah ra.
Saat shindong baru akan mencium ah ra. *tok toksuara kaca jendela di ketuk. Moon ra sudah berdiri di samping mobil. Wajah Ah ra memerah.
"oppa, ayo pulang", kata moon ra dengan wajah tanpa berdosa" nde ", kata shindong dan langsung menyalakan mobil
"baru saja aku akan mencium yeoja chinguku, kenapa diganggu begitu saja", kata shindong dalam hati"pipiku masih terasa panas. Mianhe oppa", kata ah ra dalam hati dan memegang pipinya"leeteuk oppa. Aku benar benar mencintaimu", kata moon ra dalam hati
eunhyuk oppa dan donghae oppa datang ke rumah hari ini. Akupun menyiapkan makanan untuk mereka bersama ah ra.
"moon ra, kemarin aku datang ke drama musical itu. Kau dan teman temanmu benar benar memukau kami", kata eunhyuk oppa saat mengambil minum di kulkas"gomawo", kataku" ne cheonmaneyo, tapi kenapa aku melihatmu sedikit kesakitan?", kata eunhyuk oppa membuatku bingung" ne, aku juga melihatmu sedikit aneh saat lagu yang kamu mainkan terhenti beberapa saat", tiba tiba donghae oppa muncul dari belakang tubuh eunhyuk oppa" ani. Aku baik baik saja", kataku berbohongtapi ah ra yang memang sudah lama mengenalku tau kalau aku berbohong.
Selama beberapa menit aku di introgasi oleh eunhyuk oppa, donghae oppa dan ah ra. Akupun tidak bisa mengelak. Aku meminta mereka menutupi masalah ini dari shindong oppa.
Shindong oppa muncul dari pintu. Dia baru saja kembali dari super market. Oppa membeli beberapa makanan kecil. Aku berusaha bersikap wajar tanpa harus membuat shindong oppa curiga
“kenapa kalian semua berkumpul disini?” kata shindong oppa meletakkan plastic penuh dengan makan kecil
“kami menunggumu hyung! Kenapa lama sekali?, donghae oppa membantu menetralkan suasana
“mian, Tadi aku bertemu dengan leeteuk hyung di supermarket”, kata shindong oppa dengan mengeluarkan makanan dari plastic
“leeteuk?” , kataku tersentak
“kau pasti kenal dia. Waktu malam itu kau bermain piano dengannya”, kata shindong oppa santai
“ ah ne”, kataku menutupi rasa deg’deganku
“ kulihat hyung bersama seorang yeoja. Sepertinya aku sempat melihat yeoja itu di Drama Musical menyanyi bersamamu juga. Hmm.. kalau tidak salah namanya Jung..jung..jung Ah “, kata shindong oppa mengingat ingat nama sunbae (senior) ku itu.
Aku terdiam sejenak. Entah kenapa aku merasa tidak nyaman. Akupun meninggalkan shindong oppa, donghae oppa, eunhyuk oppa dan Ah Ra di ruang tamu. Aku masuk ke dalam kamar. Berkali kali kulihat ponselku berkali kali. Leeteuk oppa tidak menghubungiku hari ini. “Terakhir aku bertemu dengannya aku benar benar bahagia karenanya. Tapi kenapa sekarang seperti ini?”, kataku dalam hati.
=Flashback on=
Aku masuk kedalam mobil leeteuk oppa. Dia memberikanku seikat bunga mawar putih yang indah.
“Gomawo oppa”, kataku dengan muka memerah
“ Moon Ra, bolehkah aku mengenalmu lebih dekat?”, kata-kata leeteuk oppa membuat waktu terasa berhenti. Jantungku benar-benar tidak bekerja dengan benar. Leeteuk oppa memegang tanganku dengan senyum yang selalu lekat dipipinya. Leeteuk oppa memberiku sebuah kalung indah yang berlambangkan Kunci G (dalam gitar. Tau kan?)
“ oppa. Saranghaeyo” kataku perlahan dengan menundukkan wajahku.
Leeteuk oppa menarik tubuhku perlahan dan memasangkan kalung itu di leherku perlahan. Tanpa sadar aku memeluknya. “nado saranghaeyo”, kata leeteuk oppa. Aku bahagia malam ini. Karena bersama namja yang kucintai dan juga mencintaiku.
=flashback off=
Tapi aku benar benar tidak mengerti. Kenapa leeteuk oppa bersama dengan sunbae Jung Ah? Aku ingin menghubunginya. Tapi aku tidak ingin memaksanya untuk menghubungiku terus menerus.
*tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar. Aku pun membukakan pintu kamarku. “ne?”, tanyaku.
Kulihat shindong oppa memandangku penuh arti. “waeyo oppa?”, tanyaku sedikit bingung
Shindong oppa memelukku dengan wajah sedikit sedih. aku tau apa yang membuatnya seperti ini. “Gwenchana oppa. Aku baik baik saja”, kataku menepuk bahunya perlahan lahan.
= flash back 12 tahun yang lalu=
Aku adalah salah satu anggota keluarga Lee. Aku tinggal di Namsan. Aku mempunyai appa yang sangat menyayangi anak dan istrinya. Kami adalah keluarga yang sangat bahagia. Shindong oppa sangat menyayangiku. Saatku berumur 4 tahun dan shindong oppa berumur 9 tahun aku bersama appa dan umma akan pergi ke Paris. Waktu itu appa memang sedang memiliki tugas dinas dari perusahaan tempat appa bekerja untuk urasan di Paris. Tapi saat malam itu, dimana kami sekeluarga akan berangkat. Aku benar benar tidak tahu kenapa aku melihat appa dan umma penuh dengan darah di tubuh mereka. saat itu yang kuingat adalah aku menangis setelah melihat appa dan umma.
Shindong oppa datang dan memelukku dengan erat. Shindong oppa membawaku pergi dari rumah. Dan aku tinggal bersama dongsaeng appa, Park Han Ahjusshi yang tinggal di Busan. Maka sejak itu aku berganti nama menjadi Park Moon Ra. Aku tidak pernah berfikir untuk bertanya apa yang terjadi .
Setelah aku tinggal bersama keluarga Ahjussim shindong oppa meminta ijin kepada paman untuk pindah ke Seoul. Ahjussi tidak pernah melarang apa yang kami lakukan. Tapi sekarang ahjussi sudah pindah ke Jepang.
Shindong oppa yang membesarkanku sendirian mencoba mencari pekerjaan sebagai dancer di salah satu club di Seoul. Dari harta warisan appa dan umma yang dialihkan dengan namaku, shindong oppa dapat menyekolahkanku di sekolahku sekarang ini “kirin high school”.
=flash back off=
Aku menceritakan segalanya sekarang. Shindong oppa merasa bersalah padaku karena tidak menyadari dari awal apa yang terjadi denganku. Shindong oppa memaksaku untuk melakukan operasi. Sedangkan urusanku untuk konser besar bersama Sunbae Jung Ah dan Ah Ra sebentar lagi akan diselenggarakan.
“Jebal Moon Ra, jangan buat oppa semakin merasa bersalah”, kata shindong oppa dengan wajah meyakinkan
“tapi oppa”, kataku bingung
“ kali ini saja, bisakah kau mendengarkanku. Kau juga perlu istirahat”, kata shindong oppa
-----------------
Pagi pun tiba begitu cepat. Aku mencari ponselku. Kulihat ada satu pesan dari leeteuk oppa.
“ Achim moon ra. Mianhe karena aku tidak menghubungimu kemarin. Bisakah mala mini kau pergi makan malam bersamaku? Aku ingin menjelaskan sesuatu padamu”
Pesan yang singkat itu membuatku semakin bingung. “Apa yang leeteuk oppa inginkan sebenarnya? Kenapa dia melakukan ini. Kemarin dia memberikanku harapan yang begitu indah. Kemarin juga aku dibuat bimbang olehnya. Sekarang dia ingin membuatku semakin bingung”, kataku dalam hati
Saatku turun dari kamar atas. Aku melihat shindong oppa sudah ada di dapur sedang menyiapkan sarapan. Aku benar benar merasa bersalah membuatnya terlalu khawatir dengan keadaanku.
“Moon Ra, aku sudah menghubungi dokter yang memeriksamu. Dan aku sudah membuat janji untuk proses pengobatanmu. Aku harap kamu mau melakukan ini. Aku sudah meminta ijin kepada kepala sekolahmu untuk pengobatanmu. Dan kepala sekolah sudah menyetujuinya”, kata shindong oppa perlahan
“oppa. Kenapa kau melakukan ini? Aku sudah dewasa untuk memilih yang terbaik untukku. Aku akan melakukannya. Tapi tidak sekarang”, kataku dengan kasar dan meninggalkan shindong oppa sendiri
---------------
Aku berangkat sekolah dengan pakaian yang bisa dikatakan berantakan. Aku sedang tidak minat untuk merapikan apapun. Aku benar benar bingung. Rasanya hari ini dunia sedang memusuhiku. Sesampainya di sekolah aku duduk di dengan kelasku sendirian.
“ Moon Ra, bagaimana?”, Ah Ra muncul dan duduk disampingku
“ Buruk. Aku mungkin tidak bisa mengikuti Konser itu”, kataku perlahan
“Moon Ra”, kata Ah Ra terputus
Aku merasakan ada yang aneh dengan Ah Ra, sepertinya ada yang dia sembunyikan dariku
“Mwo? Ada yang ingin kau katakana”, kataku sedikit bingung
“ Tentang shindong oppa. Apa kau tau oppa selama ini selalu sedih memikirkanmu?”, wajah Ah Ra berubah sedih. “Oppa selalu memikirkanmu moon ra, saat oppa bersamaku dia selalu memikirkanmu. Kadang aku berfikir aku yeojanya tapi kenapa kau yang selalu ada dalam pikirannya. Tapi aku sadar, kau adalah adik satu-satunya dan keluarga terdekat yang oppa punya saat ini”. Kulihat mata Ah ra mulai meneteskan air mata. “Aku benar benar mencintai shindong oppa. Aku menyayanginya dengan sepenuh hatiku. Andai oppa juga merasakan sama sepertiku. Saat dia tau kau sakit dan harus segera di operasi, shindong oppa merasa sangat bersalah padamu. Dia menyalahkan dirinya karena tidak bisa menjagamu. Aku sudah diceritakan tentang semua yang terjadi dengan keluargamu. Aku turut prihatin dengan apa yang kalian alami. Tapi moon ra, aku mohon. Bahagiakan oppa sekali ini saja. Dia hanya ingin melihatmu sehat kembali.”
Kulihat wajah Ah ra penuh dengan air mata yang membasahi pipinya yang manis itu. aku tidak pernah melihat ah ra menangis seperti itu. aku bingung dengan apa yang terjadi. Aku menenangkan ah ra dengan susah payah.
-----------
Bel sekolahpun berbunyi. Tanda istirahat dimulai. Selama jam pelajaran, pikiranku melayang laying kesegala arah. Saatku duduk bersama Ah Ra di kantin sekolah, sunbae Jung Ah datang dan duduk bersama kami. entah kenapa aku merasa canggung duduk berdekatan dengannya.
“Moon Ra, bagaimana menurutmu tentang Leeteuk oppa?”, kata Jung Ah eonnie tersenyum padaku
“ah ne? oppa baik dan permainan pianonya sangat baik”, Jawabku menutupi ketidak nyamananku
“ begitu ya. Arasseo”, kata sunbae dengan memakan pesanan’nya
----------------------------
Saatku pulang dari sekolah, kulihat shindong oppa sudah datang untuk menjemputku dan juga Ah Ra.
“mianhe oppa karena tadi pagi aku membentakmu”, kataku pada shindong oppa didalam mobil
“ ne gwenchana”, kata shindong oppa denga tersenyum padaku
“oppa. Aku sudah memikirkannya baik baik. Aku akan melakukan pengobatan itu”, kataku perlahan lahan
Ah Ra yang merasa senang memberikan senyumannya padaku melalui cermin.
“ Jeongmal? Sekarang kita kerumah sakit ya. Akan ku urus segala keperluanmu”, shindong oppa langsung menyetirkan mobilnya ke Rumah Sakit Seoul
“mungkin ini yang dapat aku lakukan untuk membuatmu bahagia oppa”, kataku dalam hati
TBC—jangan lupa comment yah.. mian jelek.. :3
Aku, shindong oppa dan Ah Ra pergi ke Rumah Sakit. Oppa memintaku untuk dirawat hari ini juga. Aku benar-benar bingung akan bagaimana. Malam ini aku akan pergi makan malam bersama leeteuk oppa. Tapi melihat wajah shindong oppa yang benar benar mengharapkanku untuk dirawat hari ini juga, akupun menyetujuinya.
“oppa, aku ke kamar mandi sebentar”, kataku pada shindong oppa yang sedang berbicara dengan dokter
Akupun berjalan menuju kamar mandi. Aku bingung, apa yang harus katakana untuk membatalkan janji hari ini. Apa yang sebenarnya leeteuk oppa ingin katakana padaku.
*saranghaeyo.. you just my love
Suara ponselku berdering. Kulihat nama leeteuk oppa tertera. Perlahan kumenjawab ponselku
“Yeoboseyo..??”, kataku dengan menata hati dan pikiranku
“Moon ra, malam ini kau akan datang kan?”, suara leeteuk oppa terdengar sangat berharap
“mianhe oppa. Mungkin malam ini aku tidak bisa datang. Aku ada janji lain”, kataku perlahan
“janji? Dengan siapa?”, kata leeteuk oppa terdengar kecewa
Aku tidak ingin membuatnya khawatir. “Apa yang harus kulakukan? “, kataku dalam hati
“ dengan oppaku. Mianhe oppa. Mungkin lain waktu?”, kataku perlahan
----------------------------------
Malam ini aku tidak jadi pergi bersama leeteuk oppa. Aku benar benar menyesal. Akupun mulai dirawat mala mini. Berbagai pengecekan sudah mulai dilakukan untuk tahap awal. Aku meminta Ah Ra untuk tidak menceritakan keadaanku pada Jung Ah eonnie. Aku memintanya untuk mengatakan permintaan maafku karena tidak dapat berpartisipasi dalam konser itu.
Dokter mengatakan aku harus melakukan operasi besok. Akupun menyanggupinya. Aku tidak ingin mengecewakan shindong oppa lagi. Aku hanya ingin membahagiakannya untuk kali ini.
-----------------------------------
Aku sedang didalam ruang operasi. Aku benar benar gugup sekarang. Jauh lebih gugup dari rasanya aku bernanyi ditonton 2000 orang lebih saatku bernyanyi. Untuk pertama kalinya aku melakukan operasi seperti ini.
Dokter menyuntikkan ku obat bius. Kumenutup mataku perlahan lahan. Didalam hati aku hanya bisa berdoa “Ya Bapa, Lindungilah aku. Semoga operasi ini dapat berjalan dengan baik”
------------------
Author pov
3jam berlalu. Moon Ra belum sadar karena efek obat bius’nya.
Ditempat lain, leeteuk mendapatkan tugas mendadak dari kepala kantornya untuk bekerja di China selama 1 tahun. Leeteuk pergi ke rumah Moon Ra, tapi saat rumah di ketuk tidak ada siapa siapa di dalam rumah. Leeteuk mengambil ponselnya dan menghubungi Moon Ra, tapi ponselnya tidak aktif.
“Moon ra, kau dimana? Apa yang harus aku lakukan?”, leeteuk terus berusaha menelpon moon ra
Leeteuk pun menghubungi Jung Ah, dan memintanya untuk bertemu sekarang juga di sebuah café
-----------------
Sesampainya di café. Leeteuk menunggu Jung Ah dengan sabar. Tidak lama setelah itu, Jung Ah datang dan duduk bersama dengan leeteuk.
“Jung Ah, bisakah kau memberikan ini pada Moon Ra”, kata leeteuk dengan memberikan sebuah surat dan setangkai bunga mawar
“ geure. Tapi kenapa oppa tidak memberikannya sendiri?”, kata jung ah dengan memasukkan surat ke dalam tas
“ hari ini juga aku harus segera ke China. Aku ditugaskan untuk bekerja disana selama satu tahun. Tadinya aku ingin memberikannya sendiri, tapi saatku datang ke rumahnya tidak ada yang menjawab. Ponselnya pun mati. Aku hanya berharap semoga aku akan cepat kembali ke Seoul”, kata leeteuk oppa memberikan senyum termanisnya
------------------
Leeteuk berada di dalam pesawat. Leeteuk memegang kalung yang sama dengan kalung yang ada didalam surat untuk Moon Ra.
-----------------
Moon ra pov
Aku terbangun dari tidurku. Kulihat Ah Ra disampingku tertidur. Kutersenyum melihatnya. Shindong oppa baru saja masuk ke dalam kamarku dan Jung Ah Sunbae berdiri di sampingnya. Aku tidak tau kenapa sunbae ada di sini. Dan siapa yang memberitahukannya?
”moon ra, ada sesuatu untukmu”, sunbae Jung Ah duduk disamping ranjang’ku
” ini apa sunbae?”, kataku menerima surat itu
-------------------
1 tahun berlalu dengan cepat
Aku berbaring sendirian di sebuah tempat penuh dengan rumput yang tinggi. Tempat ini hanya aku yang tau. Di tempat ini aku bisa membuat diriku sendiri tenang. Berkali kali kutarik nafasku dalam dalam dengan memejamkan mataku. Kurasakan hembusan angin menyentuh kulitku perlahan lahan. Aku teringat akan kejadian kecelakaan itu. walau tidak begitu jelas, ingatan saat ku melihat orang tuaku bercucuran darah benar benar membuatku mulai meneteskan air mata.
Aku tertidur dan perasaanku perlahan lahan tenang.
==== dream on ===
“appa, umma”, kataku melihat orang tuaku. Aku berlari mendekati mereka. kulihat mereka tersenyum padaku. Akupun memeluk mereka dengan hati senang. Aku menangis dipelukan mereka. aku tidak ingin melepaskan mereka lagi.
“appa, umma, jangan tinggalkan aku lagi. Jebal “, kataku pada mereka yang terus tersenyum padaku
Appa mengelus pelan rambutku. Umma menghapus air mataku dengan kedua tangannya perlahan-lahan. “Moon ra, kau sekarang kau sudah tumbuh dengan baik. Oppa mu pasti menjagamu dengan sangat baik. Walau appa dan umma tidak ada disampingmu, kau harus ingat. Appa dan umma akan selalu ada dihatimu. Kami akan selalu menjagamu. Kami baik baik saja di sana”, kata umma yang menyandarkan kepalaku di dadanya dan memelukku erat.
Aku tidak bisa menahan diriku sendiri. Kumenangis sepuasnya. Tapi tiba tiba appa berdiri dan mengajak umma untuk pergi. Aku terus memanggil kedua orang tuaku itu
“Appa..!! Umma..!! Appa…!! Umma..!! Jangan tinggalkan aku lagi..!!”, kataku dengan mengejar appa dan umma. Tapi aku tersandung dan terjatuh, saatku berusaha berdiri, kedua orang tuaku itu sudah menghilang.
=== dream off ===
“Appa..!! Umma..!!”, aku terbangun dari mimpiku. Kumelihat kesegala tempat. Tidak ada siapa siapa ditempat ini. Aku menangis lagi, “appa, umma. Arasseo. Aku akan tumbuh menjadi Moon Ra yang lebih baik. Walau kalian tidak ada di sini bersamaku, tapi kalian akan tetap ada di dalam hatiku”.
--------------------
Hari ini aku akan berangkat ke China. Negara yang ingin sekali aku datangi. Aku memegang kalung yang melingkar di leherku. Dua liontin penuh makna. Karena ini adalah barang yang sangat bermakna bagiku.
“Moon ra, sudah siap semua?”, shindong oppa masuk kedalam kamarku yang memang pintunya sengaja kubuka
“ ah ne oppa. Kajja”, kataku mengangkat koper
Shindong oppa akan mengantarku ke bandara Incheon. “Aku benar benar tidak sabar untuk bertemu dengannya”, kataku dalam hati
“Ah ra, jaga dirimu baik baik. Arasseo?”, kata shindong oppa dengan memeluk Ah ra
“arasseo oppa. Kau juga, jaga dirimu baik baik”, kata ah ra dengan membalas pelukan Shindong oppa
“Sudah. Kalian berdua ini. Kita ke china hanya untuk beberapa hari bukan beberapa bulan. Kenapa seperti akan berpisah berbulan’bulan”, aku berdiri ditengah tengan ah ra dan shindong oppa
---------------------
Jung Ah sunbae sudah menunggu kami saat kami masuk ke Bandara. Hari ini sunbae terlihat sangat cantik. “Aku bingung, kenapa sunbae secantik Jung Ah Eonnie belum memiliki namja chingu? “, kataku dalam hati
“ moon ra, ah ra . kajja! “, sunbae Jung Ah memintaku dan ah ra untuk cepat masuk kedalam pesawat
=====
Didalam pesawat aku duduk bersebelahan dengan Ah Ra. Jung Ah eonnie duduk bersama seorang namja. Sepertinya mereka kenal satu sama lain. Kulihat namja itu terus berusaha mengajak sunbae untuk bicara.
Selama perjalanan aku berusaha menengakan perasaanku. Aku teringat akan kejadian 1 tahun lalu
======== flash back on 1 year ago ======
Aku membuka surat yang diberikan sunbae Jung Ah padaku. Entah apa isinya, akupun tidak tau. Perlahan lahan kubuka surat itu
“ my love moon ra"
Kau tau? Saatku bersamamu ku merasa kaulah wanita yang kucari. Saatkau tak ada di sisiku, kumerasa hatiku ini hampa. Malam itu, aku ingin memintamu menjadi yeoja chinguku. Aku menghias suatu tempat yang kusiapkan untukmu. Tapi saat kau mengatakan padaku, kau tidak bisa datang. Aku sangat sangat kecewa. Tapi, aku tidak ingin memaksamu untuk datang.
Moon, mianhe. Hari ini aku harus pergi ke China karena pekerjaanku yang mendadak. Andai saja kau memintaku untuk tidak pergi, aku akan tetap tinggal di Seoul. Entah apa yang terjadi, saatku pergi ke rumahmu tidak ada siapapun yang menjawab.
Moon, aku memberikan kalung ini padamu. Aku harap kau akan menyimpannya. 1 tahun lagi aku akan mengundangmu ke china. Aku harap saat kita bertemu kau akan memakai kalung ini dan tersenyum padaku untuk mengatakan “nado saranghaeyo”.
=========== flash back off ==========
Setelah beberapa jam, akupun sampai di bandara. Aku berjalan keluar dari pesawat. Kulihat namja yang duduk disamping jung ah eonnie sekarang berdiri di depan jung ah eonnie. Tapi kali ini eonnie tersenyum dan mereka berpelukan.
Jung ah eonnie melihatku dan ah ra hanya berdiri melihatnya bersama namja itu.
“annyeong haseyo, yesung imnida”, kata namja disamping jung ah eonnie
“ nde, moon ra imnida ! ah ra imnida”, kataku dan ah ra bergantian
------------------------------
Aku sedang berada didalam mobil yang dikirimkan dari kantor kesenian. Aku baru mengetahui ternyata jung ah eonnie dan yesung oppa itu berpacaran. Yesung oppa adalah salah satu teman kerja leeteuk oppa. Pantas saja saat dia melihatku, dia seperti mengenalku.
Aku sampai di sebuah hotel besar. Aku gugup karena sudah lama sekali tidak mengadakan konser seperti ini. 4 bulan yang lalu aku masih dalam masa terapi. Beberapa konser yang ditawarkan dengan berat hati dilepaskan begitu saja karnaku. Aku meminta maaf untuk itu pada Ah Ra dan Jung Ah eonnie, tapi mereka memang sangat baik padaku. Mereka hanya tersenyum dan mengatakan “Apapun yang terjadi kita akan selalu bersama. Kita bekerja bersama”.
Saatku berjalan masuk ke hotel, kulihat leeteuk oppa dengan setelan pakaian kerja. Dia terlihat tampan dan sangat memukau. Dia sedang bersama orang orang yang terlihat seperti rekan kerjanya. Dia tidak melihatku. Mungkin karena pekerjaannya yang benar benar padat. Leeteuk memang bekerja di bidang kesenian budaya.
Akupun masuk kedalam kamar hotelku. Semuanya keliatan baik baik saja. Kamar yang cukup luas untuk kutempati sendiri. Jung Ah eonnie dan Ah Ra tidur satu kamar. Aku merasa kesepian.
Sampai malampun aku belum bisa tidur. Leeteuk oppa selalu muncul didalam pikiranku. Entah apa yang sekarang sedang dia kerjakan.
Tapi, pintu kamar hotelku diketuk perlahan. Kumembuka pintu dan kulihat leeteuk oppa berdiri di depanku sekarang. Langkahku terhenti, rasanya aku tidak bisa berkata apa apa. Kumembeku didepannya. Rasa ingin bertemu dengannya, sekarang ini benar benar ingin aku keluarkan. Leeteuk oppa memelukku dengan hangat, mencairkan hatiku ini. Entah kenapa kuingin menangis.
“Jeongmal bogoshipo moon ra”, kata leeteuk oppa
“nado bogoshipo oppa”, kataku perlahan ditengah tangisku
Leeteuk oppa menghapus air mataku perlahan dan tersenyum padaku. Leeteuk oppa mencium bibirku perlahan-lahan. Hatiku benar benar masih untuknya. “Oppa, kembalilah untuk bersamaku”, kataku pada leeteuk oppa dengan melepaskan ciumannya perlahan.
“ geure. Apapun yang kau minta”, kata leeteuk oppa dan menciumku lagi
----------------------
Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Aku dan leeteuk oppa duduk dengan menghadap jendela yang disinari cahaya bulan. Aku tidak ingin melepaskan genggamanku dari tangan leeteuk oppa. Aku benar benar menyesal karena telah salah paham tentang hubungan leeteuk oppa dan jung Ah eonnie. Aku merasa pabo karena tidak bisa mempercayai leeteuk oppa, namja yang benar benar aku cintai.
Leeteuk oppa memintaku untuk tidur, tapi aku memintanya untuk tetap menemaniku. Akupun berbaring di tempat tidurku, leeteuk oppa duduk di banggu samping tempat tidurku.
Author pov
Leeteuk menjaga moon ra sepanjang malam. Dia tertidur disamping tempat tidur moon ra.
Pagipun tiba. Leeteuk yang harus bergegas dengan kesibukan pekerjaannya sudah pergi pagi pagi buta. Moon Ra yang terbangun karena suara ponselnya berderingpun mencari leeteuk. Tapi yang didapatinya hanya selembar kertas yang berisi permintaan maaf : “Moon Ra, mianhe. Aku harus pergi ke Kantor segera. Aku akan menemuimu lagi mala mini di acara konsermu. Faighting..! Semoga konsermu berjalan dengan baik”.
---------------------
Moon ra pov
Aku keluar dari kamarku. Saatku akan ke kamar ah ra dan jung ah eonnie, kulihat shindong oppa, donghae oppa, dan eunhyuk oppa berdiri di depan kamar ku. “oppa”, kataku terkejut
“annyeong..! kau pasti terkejut melihat kami ada disini!”, kata donghae oppa yang langsung masuk kedalam kamarku
“ kami kesini karena undangan leeteuk hyung. Kami juga akan tampil malam ini. Kami sudah menyiapkan semua persiapan dengan baik”, kata shindong oppa yang memasukkan kopernya ke dalam kamar hotelku.
“ kenapa kalian masuk kesini? Maksud kalian aku harus tidur bersama kalian?”, kataku bingung melihat shindong oppa, donghae oppa, dan eunhyuk oppa mengeluarkan pakaian dari kopernya
“ kalau kau ingin, boleh saja”, kata eunhyuk oppa tersenyum aneh
“ yaaa…!! Enak saja kau oppa..!! tidak akan..!!”, kataku melangkah mundur
“ kau ke kamar leeteuk hyung saja”, kata donghae oppa yang membuat pipiku terasa panas sekarang
“kenapa wajahmu memerah?”, kata eunhyuk oppa dan donghae oppa menggodaku
Akupun keluar dari kamar hotel sebelum wajahku semakin memerah. Saatku menutup pintu, yesung oppa berdiri di depanku. “achim moon ra”, sapanya
“achimnida oppa”, kataku membalas sapaannya
“ apakah shindong, eunhyuk dan donghae sudah datang?”, katanya padaku
“ne, mereka ada didalam”, kataku bergeser dari depan pintu dan membukakan pintu
--------------------
Aku melangkah keluar hotel. Aku ingin merasakan udara segar. Aku sudah sangat lama tidak ke sini. Aku melihat seorang anak kecil menangis. Akupun mendekatinya, untung bahasa inggrisku tidak terlalu buruk jadi mungkin aku bisa membantunya
“ hi, why you cry? Where are your parents?”, tanyaku pada anak kecil itu
“ I don’t know where my parents”, katanya masih terus menangis
Akupun mengajaknya untuk mencari orang tuanya. Kumelihat seorang ibu yang sepertinya sedang mencari seseorang. Akupun mendekatinya, benar saja kalau itu adalah ibu anak kecil itu. Ibu itu memeluk anak kecil itu dengan sangat erat. Aku merasa senang juga sedih, aku teringat dengan ibuku.
“ thank you very much. I don’t know if you don’t help my child”, kata ibu itu dengan tersenyum padaku
“your welcome”, kataku dengan tersenyum padanya
Saat ibu dan anak kecil itu pergi, aku menahan air mata yang sudah kurasakan diujung mataku. Aku harus bisa menahan air mataku. Aku tidak ingin ada yang melihatku menangis. Tapi aku gagal menahan air mataku. Sekarang sudah kurasakan air mataku menetes dipipiku. Aku memejamkan mataku.
Tiba tiba dari belakang ada seseorang yang menarik tubuhku dan memelukku dipelukannya. Kumerasakan hatiku nyaman bersamanya. Aku menangis semakin kencang. Entah apa yang kupikirkan, aku hanya ingin menangis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar