Tags
,

Cast: ~ Lee Hyuk Jae
~ Park Song Jun
Author: Lee Jeun Hye

“LEE HYUK JAE!!!!!” teriakku kesal pada Lee Hyuk Jae. Dia lagi lagi dan lagi membuatku marah dengan tingkah lakunya. Kadang aku bingung sendiri, bagaimana bisa aku memilih dia untuk jadi pacarku. –“
“Apa? Tenanglah Song Jun. Untuk apa kau berteriak seperti orang kesetanan begitu padaku?” tanya Hyuk Jae dengan muka bodohnya.
“Hyuk Jae! Kau benar-benar tidak tahu kesalahanmu? Ha? Kau ini benar-benar bodoh atau hanya pura-pura?” emosi ku meluap dengan begitu cepatnya. “Kau ini lagi, lagi dan lagi merusak barang milikku Lee Hyuk Jae! Lihat! Apa yang kau perbuat pada mouse pad bergambar Ryeowook milikku?” Cecarku padanya, dia sungguh keterlaluan kali ini, bukan hanya sekali namun berkali-kali dia merusak barang milikku.
Lee Hyuk Jae terlihat bingung, mungkin si bodoh ini mau merangkai serangkaian alasan “Hmm, umm, mianhae Jun-ya, jeongmal mianhae. Aku tidak bermaksud untuk merusak. Aku hanya sedang iseng dan aku …. Bosan, maka nya ku coret-coret wajahnya untuk hiburan.”
“Bosan? Iseng? Hiburan? Jadi kau anggap ini ada mainan untuk menghiburmu?!” suaraku meninggi, sebuah bantal mendarat tepat dimukanya.
“Aduh… sakit Jun-ya” raungnya.
“Sakit? Itu belum seberapa untuk balasan semua yang kau rusak Hyuk Jae! Gggrrrr… Aku menyesal mengenal mu. Kenapa nasibku begitu jelek sampai aku harus bertemu dan mengenalmu?” aku coba menenangkan diri, ku duduk didekat kaca.
Kami berdua hanya terdiam di ruangan itu. “Ya… apa yang ingin kulakukan pada sibodoh ini? Membunuh nya? Ah .. itu pikiran yang terlampau parah. Lalu apa?” terus berkata didalam hati. Mencoba berpikir untuk melakukan hal yang sewajar nya pada sibodoh itu.
***

Setelah satu jam kita hanya terdiam, Hyuk Jae membuka pembicaraan “Jun-ya.” Panggil nya, namun aku tak ingin menghiraukannya. Sungguh aku kesal pada nya sampai tak ingin bicara padanya.
“Jun-ya mengertilah! Aku cemburu! Kau tau apa yang aku rasakan? Kau tau tidak?!” Hyuk Jae membentak ku seketika. Aku kaget, dia tak pernah begitu marahnya sebelumnya.
“hey, kenapa dia yang marah? Bukankah seharusnya aku yang marah atas tingkah bodoh nya itu?” batinku dalam hati. Tapi aku hanya diam. Takut juga kalo sibodoh ini mulai menggamuk dihadapanku.
“Kenapa kau hanya diam Jun-ya? Apa kau mengerti sekarang? Aku cemburu Park Song Jun!” pertanyaannya bertubi-tubi namun ada yang terlintas dikepalaku kembali, “CEMBURU” kata kata itu menyadarkanku.
“Mworago? Cemburu? Apa katamu Jae-ya? Kau sungguh sungguh cemburu pada Ryeowook” kalimat itu ku ucapkan dengan hati-hati.
“IYA PARK SONG JUN! Aku cemburu padanya. Kini kau sadar? Kau selalu saja memuja, bercerita dan kau selalu dengan bangga mengucapkan ‘Ryeowook’. Apa kau tidak peduli denganku? Aku ini pacarmu Song Jun! Tapi kau selalu tidak pernah…” kalimatnya menggantung.
“…. kau tidak pernah mengggapku ada Jun-ya. Aku tau aku memang bodoh dan tak ada yang bisa kau banggakan dariku. Mungkin kau juga malu bercerita kau pcaran dengan seorang sepertiku pada teman-temanmu” lanjut Hyuk Jae.
Aku terdiam, aku menangkap semua maksud kalimat itu. Sekarang aku mengerti, ini salahku. Sejenak aku berpikir, berpikir semuanya yang telah terjadi selama ini. Dan benar aku memang tak pernah menceritakan tentang Hyuk Jae dengan bangga pada teman-temanku tidak seperti aku menceritakan Ryeowook. “haish… apa yang kulakukan selama ini? Aku tidak menyadari ini” batinku mencaci diriku sendiri.
***

Hyuk Jae POV ~
Aku mebolak-balikan badanku, aku tak bisa tidur. Kejadian tadi siang begitu cepat “aku membentaknya..” ucapku lirih.
Aku berdiri dari tempat tidur lalu berjalan ke jendela, duduk melihat langit yang gelap dan berpikir tentang sesuatu.
***

Song Jun POV~
Mengaduk-aduk secankir kopi, aku mulai merasa bersalah. Apa yang bisa aku lakukan sekarang. Hyuk Jae kini benar-benar marah padaku, aku mengerti perasaannya. Perasaan tak pernah dianggap. Benar dia itu pacarku tak seharusnya aku mengabaikan dia seperti itu.
Baiklah, besok aku akan menemuinya untuk meminta maaf. Semoga saja dia mau memaafkan semua nya.
***
“Yeoboseyo.. Hyuk Jae, aku ingin bicara denganmu, maukah kau bertemu dengan ku hari ini? Hmm, tapi bila kau tidak sibuk dan.. ingin bertemu denganku” suara seorang gadis di seberang telepon itu, aku dapat tau ada rasa takut didalam suara itu.
“Ok. Kita bertemu ditempat biasa jam 10.00 pagi ini” balas Hyuk Jae.
Syukurlah dia masih mau bertemu dengan ku setelah kejadian kemaren. Aku sungguh-sungguh tak tahu kalau ini semua akan terjadi.
***

Aku melihat Hyuk Jae sudah datang, dia duduk menunggu ku disana. Tapi ini belum jam 10, kupikir dia akan telat ternyata dugaan ku salah. “Hyuk Jae.” Panggilku yang tidak mengagetkan nya sama sekali atau dia sudah melihatku sedari tadi?
“Ya.. Langsung saja, apa yang ingin kau bicarakan?” kalimat itu dikeluarkan Hyuk Jae, “apa dia sudah tak mau melihatku lagi?” aku muali berpikir yang tidak-tidak lagi.
“hmm..mm.. be…be..gi…ni.. Hyuk Jae” kata kataku terucap dengan terbatah-batah “A..aa..aku ingin minta maaf oppa. Jeongmal Mianhae oppa”
“Aku tak bermaksud membuat mu cemburu seperti ini. Kau sungguh marah padaku? Apa kau tidak ingin memaafkanku?” aku kembali terdiam, menundukkan kepalaku tak berani menatap ke wajahnya. Kali ini wajahnya terlihat serius tidak bodoh seperti biasanya.
“Jun-ya, kau hanya meminta maaf?” Hyuk Jae mengeluarkan suaranya tapi kenapa kalimat yang diucapkan seperti itu?
“Maksudmu Hyuk Jae? Hanya minta maaf? Lalu aku harus apa?”
“Maksudku Song Jun, apa kau tidak ingin menjelaskan apa-apa padaku?”
GLEEKK
Aku menelan ludah, dia masih begitu baik padaku. Tak ada nada marah sedikitpun dari semua kalimat yang diucapkan nya. Mengapa aku begitu bodoh tidak menjelaskan apapun padanya. Aku memukul kepalaku pelan.
“Begini oppa, aku hanya ingin bilang kalau tak seharusnya kau cemburu seperti itu. Kau harus tahu kalau kau hanya ‘mengidolakan’ Ryeowook dan tak lebih. Tapi aku tidak akan memaksakan kau untuk memaafkanku. Aku tahu aku salah, aku tak pernah menyebutmu sebagai pacarku. Tak pernah sekalipun aku bangga dengan mu…”
Dan tanpa terasa aku meneteskan air mataku, “… aku memang tak pernah bangga padamu di depan orang banyak tapi aku selalu bahagia ada bersamamu oppa. Semua tingkah laku bodohmu selalu membuat aku tersenyum..’
“… tak pernah ada beban sedikitpun saat aku ada didekatmu” akhirnya aku menyadari semua itu, aku sadar semalam. Aku telah mengingat semua yang telah terjadi antara aku dan Hyuk Jae dan semua perkataan ku tadi adalah nyata.
Hyuk Jae menatapku tajam, mencoba membuatku melihat matanya. Dia mengangkat kepalaku. “Ikut aku Jun-ya.” Dia menarikku berdiri dari tempat dudukku, membawaku keluar dari tempat itu.
***
Kami berjalan sedari tadi tapi aku tidak tau dia akan membawaku kemana, aku hanya mengikutinya. Bagaimana aku tidak mengikutinya, tanganku dipengang erat olehnya. Sedikit risih tapi ku biarkan dia melakukan itu padaku, mungkin itu bisa menembus semua kesalahanku.
Sampai! Aku melihat ada taman yang indah di depan ku. Astaga! Apakah aku sedang bermimpi saat ini, tempat ini sungguh indah. Hyuk Jae menyuruhku duduk di bangku yang ada dan aku masih terpanah dengan taman itu. “hebat sekali sibodoh ini bisa tahu tempat begitu indah disini” aku mengatakannya dalam hati.
Hyuk Jae menyodorkan sebotol air mineral, “minumlah Jun-ya, aku tahu kau cape sedari tadi kita berjalan kaki ke tempat ini”
“Hyuk Jae, bagaimana kau tahu ada tempat seindah ini disini?” aku bertanya karena aku sungguh kagum dengan taman ini … dan si bodoh ini.
Dia tersenyum penuh bangga dan mengatakan “Bagaimana? Kini kau bangga padaku bukan? Aku punya tempat indah yang Ryeowook tak mungkin pernah tahu.”
Benar, Ryeowook mungkin tak akan pernah tahu ada tempat seindah ini tapi … mengapa dia menyebut nama itu lagi? Ku rasa dia benar-benar ingin membuktikan dia itu bisa dibanggakan di lain hal. Aku tertawa dalam hati.
“Oppa, mengapa kau harus menyebut nama Ryeo…..” belum sempat aku menyelesaikan kalimatku, sebuah ciuman dari bibirnya mendarat mulus dibibir ku. Aku dapat merasakan nafasnya, bibir hangat nya.
Dia melepaskan bibir nya. “Kau tahu Song Jun, aku sudah tahu tempat ini sejak kita pacaran, tapi aku menunggu waktu yang tepat untuk mengajakmu kesini, dan kurasa sekarang adalah waktu yang tepat”
Aku merasa sangat bodoh, bahkan lebih bodoh dari Hyuk Jae. Aku bisa merasakan wajahku yang merah “Lalu? Bagaimana sekarang? Kau belum mengatakan kata-kata kalau kau sudah memaafkan ku”
“Siapa bilang aku sudah memaafkanmu?” dia memalingkan wajahnya lurus kedepan “aku mengajakmu kesini bukan karena aku sudah memaafkanmu…” “… aku hanya ingin menunjukkan nya padamu Jun-ya”
Apa? Apa itu kalimat itu? Apa benar dia belum memaafkan ku? Kyaaaa ….. sebegitu marah nya kah dia padaku? Aku kembali menunduk, melihat kaki ku. Aku tentu kecewa, dia belum memaafkan ku. Aku mulai lemas.
Hyuk Jae kembali membelai rambutku yang panjang, “Bagaimana acting ku Jun-ya? Apa aku pantas menjadi seorang pemaen drama?” Hyuk Jae tertawa penuh kepuasan, dia tertawa sampai mukanya mera.
“Mwo? Apa katamu? Acting ? Jadi?” aku berdiri lalu memukulnya. Dari yang badanku lemas sampai aku bisa memukulnya, itu artinya dia sudah keterlaluan mengerjaiku hari ini.
“Tenanglah Jun-ya. Aku hanya bercanda. Ha.. ha.. ha.. tidak mungkin aku tidak memaafkanmu…” dia terdiam “Kau adalah gadis yang paling aku cintai, tak mungkin aku tidak memaafkanmu. Bahkan sebelum kau meminta maaf aku telah memaafkanmu.”
”Aku juga tau aku tidak bisa dibanggakan tapi setidaknya aku tahu, kau selalu bahagia bersamaku tanpa harus membanggakan diriku”
“mungkin juga kau punya alasan tidak membanggakan ku di hadapan teman-temanmu.” Dia tertawa kembali.
“Apa maksudmua alasan ku? Aku tidak punya alasan untuk itu selain aku lupa” sebuah senyuman menyeringgai diwajahku.
“Kau yakin tidak ada Jun-ya? Ah kau membuatku kecewa.” Wajah nya ditekuk layaknya karpet usang. “Aku pikir karena kau tidak mau membuat teman-teman mu jatuh hati padaku karena aku yang apa adanya. Ha…ha..ha” tawanya kembali membludak seketika.
“Tentu saja, itu bukan alasanku Hyuk Jae! Tapi baiklah, biarkan kau berpikir seperti itu sehingga aku tidak harus menceritakan pada mereka tentang dirimu sedikitpun”
***

Tak terasa hari pun sudah larut malam, rasa nya seperti mimpi aku bisa kembali menjalani hidupku seperti biasa bersama dia sibodoh itu.
“Hyuk Jae oppa, jeongmal minahe dengan semua yang telah terjadi, aku janji tidak akan mengulang semua nya…”
“Song Jun, tidak ada yang bisa menebak semua yang akan terjadi besok, lusa ataupun nanti. Aku mengerti semua karena usiamu yang belum dewasa selalu terpengaruh dengan sekitarmu.”
Aku senang bisa mengenal mu bahkan memilihmu menjadi pacar ku Hyuk Jae walaupun kau terlalu bodoh dalam segala hal setidaknya untuk kali ini kau tidak bodoh.
“Saranghaeyo Park Song Jun!” bisiknya ditelingaku.
“Ne! Neomu saranghaeyo Lee Hyuk Jae” balasan bisikan ku.

***